Begitu pun anaknya yang merespons keinginan ibu pulang, juga tak punya biaya.
Pertemuan fisik Fuji dan Tasmi terjadi pada tahun 2013 silam, saat Tasmi masih berusia 8 tahun atau duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar.
Tasmi bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya sebagai asisten rumah tangga.
Dia sempat berpindah-pindah tempat dan tidak banyak diceritakan kepada Fuji.
Fuji hanya mengetahui bahwa komunikasi dengan sang ibu lancar dan tidak mengeluh tentang masalah.
Beberapa pekan lalu, Tasmi sudah sakit-sakitan. Fuji juga meminta ibunya pulang.
Belum sempat pulang, Tasmi sudah meninggal dunia lantaran sakit yang semula diabetes meningkat hingga komplikasi.
Baca juga: Nestapa Guru SMK Swasta di Cirebon: S1, Pendidik Anak Bangsa, Gaji Rp 300.000
Apandi dan Fuji berupaya melapor ke pemerintah setempat, berbagai pihak, hingga kepolisian.
Beberapa di antaranya turut membantu melalui media sosial, hingga akhirnya menarik perhatian publik.
Tak disangka, informasi mengenai kematian Tasmi dan ketidakpastian kepulangannya ditangani oleh pemerintah.
Fuji pun mengucapkan terima kasih kepada media massa dan Presiden yang telah membantu proses pemulangan jenazah ibunya ke tanah air.
Polisi sebut jasad Tasmi akan dipulangkan pekan depan.
Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar, menyampaikan bahwa setelah menerima laporan awal, ia segera berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait.
Ia juga menerima kabar lanjutan dari penanganan di tingkat pusat yang menyatakan pemerintah langsung bergerak cepat.
Eko menyebut saat ini, jasad Tasmi masih berada di salah satu rumah sakit di Kuala Lumpur.