BANDUNG, KOMPAS.com - Jembatan Dayeuhkolot yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ditutup sejak Sabtu (26/7/2025) untuk perbaikan.
Pengerjaan jembatan dibangun tahun 1951 ini awalnya dimulai dari perbaikan jembatan bailey yang terletak di sebelah kiri.
Jembatan bailey tersebut mulai rusak tahun 2021 akibat retakan yang muncul di bagian tengah. Namun rupanya, jembatan kanan yang diperbaiki terlebih dahulu.
Seperti diketahui, Jembatan Dayeuhkolot terdiri dari dua jembatan. Sebelah kiri digunakan pengendara dari arah Kabupaten Bandung menuju Kota Bandung, sedangkan jembatan sebelah kanan, jalur sebaliknya.
Baca juga: Rekayasa Lalu Lintas di Bandung Saat Penutupan Jembatan Dayeuhkolot
Di lokasi, petugas kepolisian dikerahkan untuk mengurai arus lalu lintas yang terkena imbas penutupan jembatan.
Arus lalu lintas dialihkan ke beberapa jalan alternatif, termasuk Jembatan Citarum Lama yang menghubungkan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung melalui Belendah, Dayeuhkolot, dan Buah Batu.
Adit Pamungkas (32), seorang pekerja swasta di Kota Bandung, mengungkapkan bahwa ia terhambat oleh pengalihan arus lalu lintas.
"Kalau enggak macet ya sekitar 20 menit perjalanan, tapi kalau macet bisa sampai 30 atau 45 menit. Dengan adanya perbaikan, saya mesti berangkat lebih pagi karena macetnya pasti dua kali lipat," katanya saat ditemui di lokasi, Senin (28/7/2025).
Baca juga: Jembatan Dayeuhkolot Ditutup Mulai Besok, Bupati Bandung: Perbaikan Bertahap
Di hari biasa, arus lalu lintas di Jalan Raya Dayeuhkolot - Bojongsoang hingga Buah Batu Kota Bandung sering mengalami kepadatan, terutama pada jam kerja pukul 08.00 WIB dan saat pulang kerja sekitar pukul 16.00 WIB.
Penutupan jembatan dan pengalihan arus lalu lintas memaksa Adit menggunakan jalur alternatif yang lebih panjang.
"Saya harus melalui pertigaan PLN Baleendah, kemudian menuju Jalan Jaksa Naranta dan masuk ke Jalan Raya Terusan Bojongsoang. Lumayan muter dan padat karena yang mau ke jalur Buah Batu pasti lewat jalur yang sama," ujarnya.
Adit lebih memilih jalur memutar daripada menggunakan jembatan bailey yang dianggapnya berisiko.
"Enggak ah, khawatir gimana-gimana. Itu kan jembatan sementara, memang bisa lewat sana tapi khawatir. Enggak apa-apa muter sedikit yang penting aman," ungkapnya.
Sementara itu, Didit Waluyo (39), seorang warga Kota Bandung yang bekerja di Baleendah, juga merasakan dampak dari penutupan jembatan.
"Biasanya jarak tempuh saya ke tempat kerja hanya 30 menit, kini bisa mencapai 60 menit. Ya muter, agak jauh sih. Kalau macet ya sama, mau jalur Bojongsoang juga macet," ujarnya.