Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Prihatin Banjir di Tasikmalaya dan Bupati "Slow" Respons

Kompas.com, 8 Agustus 2025, 07:56 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan keprihatinannya atas banjir yang melanda 11 titik wilayah Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (8/8/2025).

Meski air cepat surut, Dedi menegaskan bahwa masalah banjir ini tidak bisa dianggap sepele dan harus menjadi bahan evaluasi serius, terutama terkait tata ruang dan kerusakan lingkungan.

“Banjirnya memang cuma sebentar dan cepat surut, tapi bukan berarti bisa diabaikan. Kita harus pastikan penyebabnya dan segera melakukan langkah-langkah perbaikan,” kata Dedi dalam video yang diunggah di media sosial dan dikonfirmasi ulang Kompas.com, Kamis (8/8/2025).

Baca juga: Longsor Tasikmalaya, Penghuni Rumah Pinggir Tebing Diminta Mengungsi Saat Cuaca Buruk

Tiga Langkah Cepat Pemerintah Provinsi

Dedi mengungkapkan telah menginstruksikan tiga langkah cepat untuk menangani permasalahan ini:

1. Pengecekan Sungai dan Drainase:

Tim dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) serta Dinas Perumahan dan Permukiman langsung diberangkatkan ke Tasikmalaya.

Mereka akan memastikan apakah sungai mengalami pendangkalan atau penyempitan, serta meninjau apakah saluran drainase tersumbat oleh sampah atau tertutup bangunan liar.

2. Audit Kawasan Hulu:

Pemerintah provinsi juga akan memeriksa kondisi di wilayah hulu sungai.

“Apakah ada perusakan alam? Apakah kawasan hijau berubah jadi permukiman? Apakah ada aktivitas tambang yang menyebabkan sedimentasi masuk ke sungai?” ujar Dedi.

Semua faktor ini, menurutnya, bisa memperburuk aliran air dan memicu banjir meski curah hujan tidak ekstrem.

3. Evaluasi Tata Ruang:

Dedi menekankan bahwa banjir bisa menjadi indikator bahwa tata ruang di Tasikmalaya bermasalah.

Ia menyerukan agar tata ruang yang berpotensi menimbulkan bencana segera dievaluasi dan diubah.

“Kalau tata ruangnya menimbulkan kegelisahan dan bencana, ya harus segera diubah,” katanya tegas.

Bupati Sulit Dihubungi

Dedi juga menyebut bahwa dirinya sempat menghubungi Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin sejak pukul 06.30 pagi.

Namun belum ada respons. Kemudian beberapa jam kemudian bupati baru merespons.

Ia berharap Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya segera berkoordinasi dengan tim provinsi untuk menindaklanjuti persoalan ini.

Hal ini pula menunjukkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi lebih "gercep" dibanding pemimpin daerah tempat banjir itu terjadi. 

Seruan untuk Menghijaukan Gunung

Di akhir pesannya, Dedi Mulyadi mengajak seluruh warga Kabupaten Tasikmalaya untuk kembali peduli terhadap lingkungan. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kawasan hijau, membersihkan drainase, serta rutin melakukan kerja bakti.

Baca juga: Bocah di Tasikmalaya Lolos dari Maut Berkat Baskom Tutupi Wajahnya Saat Tertimbun Longsor

“Mari kita belajar dari berbagai musibah, karena semua ini adalah kesalahan kita bersama dalam mengelola alam dan lingkungan,” tuturnya.

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi soroti banjir cepat surut di Singaparna, Tasikmalaya. Ia minta evaluasi tata ruang, penertiban drainase, dan penghijauan kawasan gunung.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau