BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memastikan pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Kabupaten Subang berjalan sesuai rencana. Namun ia menyoroti sawah yang hilang di proyek tersebut.
Dedi mengungkapkan, saat ini, proyek telah memasuki tahap akhir, sementara pembangunan fisik pabrik terus berlanjut.
"Kalau pembangunan kan terus, tahun depan produksi. Hari ini tinggal, tapi pembangunannya berjalan," kata Dedi usai upacara pengibaran Sang Merah Putih dalam rangka HUT ke-80 RI di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, pada Minggu (17/8/2025).
Baca juga: Dedi Mulyadi Siapkan Sanksi Imbas Hujan Debu di Citeureup Bogor
Namun, di balik pembangunan pabrik tersebut, Dedi menyoroti pentingnya pemenuhan rekomendasi teknis oleh BYD terkait lahan yang digunakan, yang sebelumnya merupakan sawah.
"Rekomendasi teknis tentang adanya, sebenarnya judulnya sawah gitu loh. Tapi sawahnya udah nggak ada, kan di kita biasa tuh. Judulnya hutan lindung, hutannya nggak ada gitu loh. Tetapi walaupun sawahnya nggak ada, rekomendasi teknisnya harus dibuat," ucapnya.
Dedi menegaskan, aturan mengharuskan adanya kompensasi atas lahan yang telah digarap.
Baca juga: Duduk Perkara KJA di Pangandaran: Susi Pudjiastuti Geram, Dedi Mulyadi Menolak
Sawah-sawah yang hilang tersebut harus diganti dengan lahan baru hingga tiga kali lipat.
"Dan kemudian komitmennya adalah, sawah yang sudah tidak ada itu, nggak tahu tidak adanya sejak kapan, kan gitu, itu harus tergantikan, di LP2B itu, menjadi tiga kali lipat. Makanya saya lagi menjajaki, bertemu dengan Bupati Indramayu, membuka lahan baru," tuturnya.
Gubernur Dedi mengungkapkan bahwa saat ini ia sedang menjajaki pembukaan lahan baru di Kabupaten Indramayu untuk mengganti sawah-sawah yang hilang.
Langkah ini dianggap penting agar pembangunan industri tetap berjalan tanpa mengganggu kebutuhan pangan di daerah tersebut.
"Karena Indramayu itu banyak tuh areal-areal yang dulunya hutan, kemudian hari ini sudah dibuat pesawahan, tapi belum teknis irigasinya. Masih tadah hujan, padi gogo. Nah ini akan kita ubah menjadi daerah irigasi teknis," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang