Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Hening 3 Menit di Simpang Lima Bandung Saat HUT RI, Dedi Mulyadi "Colek" Pemangku Kebijakan

Kompas.com, 18 Agustus 2025, 12:02 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com – Suasana berbeda tampak di Simpang Lima Jalan Asia Afrika dan Cikapayang Dago, Kota Bandung, Minggu (17/8/2025). Ribuan aktivitas kendaraan mendadak terhenti tiga menit untuk memperingati detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Video peringatan HUT ke-80 RI ini viral di media sosial, bahkan di-repost Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ia membuat caption: Nasionalisme itu ada dan abadi. Semoga para pemangku kebijakan negeri semakin menyadari ini. 

Tepat pukul 10.17 WIB, seluruh pengendara, petugas TNI/Polri, hingga pegawai Pemkot Bandung berhenti serentak. Lagu Indonesia Raya berkumandang, sejumlah petugas berdiri tegap sambil membawa bendera, sementara yang lain memberi hormat.

Baca juga: Koreksi Tradisi, Dedi Mulyadi: Upacara 17 Agustus 2026 di Halaman Gedung Sate

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Rasdian Setiadi, mengatakan aksi ini digelar secara khusus di dua titik, yakni Simpang Lima Asia Afrika dan Cikapayang Dago.

"Kita melaksanakan kegiatan detik-detik proklamasi yang durasinya selama tiga menit. Tempatnya memang di Simpang Lima, dan satu lagi di Cikapayang Dago," ujar Rasdian dikutip dari Tribun Jabar

Rasdian menambahkan, aksi hening tiga menit ini tidak hanya melibatkan aparat dan pengendara, tetapi juga komunitas warga Bandung. Ia berharap, momentum tersebut bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air.

"Kita di satu sisi tinggal bagaimana melanjutkan dan memelihara yang sudah direbut, kemerdekaan oleh para penduduk kita. Jadi kita merenung sederhana kurang lebih tiga menit seperti itu," katanya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Ingatkan BYD: Sawah Hilang Harus Diganti

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Bandung, Sony Teguh Prasatya, menyebut kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin tahunan. Tahun ini merupakan kali keempat digelar di kawasan Simpang Lima Asia Afrika.

"Kami berharap kegiatan ini bisa terus menjaga persatuan warga, terutama di Kota Bandung. Kita menggunakan waktu yang bersamaan dengan pengibaran bendera pusaka di Istana Presiden," ujar Sony.

Menurut Sony, antusiasme masyarakat sangat tinggi mengikuti aksi tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa semangat nasionalisme warga Bandung tetap terjaga.

"Kita melihat animo masyarakat, ternyata kita buktikan bahwa masyarakat ingin terlibat dalam upacara kemerdekaan di Kota Bandung. Setiap tahun ini akan jadi kekuatan kita menjaga persatuan Indonesia," katanya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Khidmatnya Aksi 3 Menit di Simpang Lima dan Dago Bandung Saat Peringatan HUT ke-80 RI

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau