Saat ini, sekitar lima saksi telah dimintai keterangan, dan jumlahnya dapat bertambah seiring dengan kebutuhan penyidik.
Polres Indramayu dibantu oleh Polda Jabar dan Puslabfor Mabes Polri dalam upaya pengungkapan kasus ini. "
Kami sangat terbuka dalam menerima informasi maupun petunjuk dari masyarakat terkait kasus ini," kata Tarno.
Setelah pemeriksaan otopsi selesai pada Rabu (3/9/2025) dini hari, kelima jenazah langsung dimakamkan di areal pemakaman keluarga di Blok Nyi Resik, Desa Sindang.
"Alasan pemakaman di sana adalah karena ini permintaan dari almarhum H Sahroni," ungkap kerabat korban, Agus Suhendi (51).
Keluarga korban meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus ini.
"Semoga kasus ini segera terungkap dan pelaku dapat segera dihukum seberat-beratnya," ujar Niko Hadimulya, keponakan H Sahroni.
Keluarga menduga bahwa kasus ini adalah pembunuhan, mengingat kondisi mayat yang ditemukan sangat mengenaskan.
Roemah juga menyampaikan bahwa Budi ditemukan dengan kondisi tangan dan kakinya terikat, sedangkan H Sahroni kepalanya dibekap dengan sarung.
"Sadis banget sampai anak kecil juga ikut dihabisin," tambahnya.
Kasus ini juga menarik perhatian mantan Bupati Indramayu, Nina Agustina, yang mengungkapkan rasa duka cita melalui postingan di media sosial.
Di mata tetangga, keluarga H Sahroni dikenal sangat tertutup dan jarang bersosialisasi.
"Keluarga ini memang tertutup," kata Lurah Paoman, Taskuri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang