"Saya bukan mau meminta-minta belas kasihan atau apalah, enggak. Cuma minta solusi doang supaya anak saya bisa tetap ikut ujian," ujar dia.
Yanti menceritakan bahwa saat ini kondisi ekonomi keluarganya memang sedang tidak stabil.
Ayah ANS, Subrata (40), diketahui hanya seorang nelayan dan Yanti hanya ibu rumah tangga.
Sudah beberapa hari ayahnya tidak berangkat melaut karena cuaca buruk.
Di sisi lain, ANS juga mempunyai adik yang masih kecil berusia sembilan dan satu tahun.
Di tempat terpisah, kepala sekolah salah satu SMK di Indramayu, Afandi, menjelaskan bahwa tidak ada pelarangan bagi ANS untuk tidak ikut ujian karena memiliki tunggakan.
Bahkan, sejak hari pertama ujian pada Senin (15/9/2025) kemarin, kartu ujian ANS tetap diberikan dan siswi tersebut juga ikut serta melaksanakan ujian.
"Jadi, tidak ada pelarangan untuk tidak ikut ujian, justru kami inginnya siswi tersebut ikut ujian," ujar dia saat ditemui di ruangannya.
Baca juga: Kisah Haikal dan Haezar, Kakak Beradik Asal Parung Bogor Bergantian Seragam Pramuka demi Sekolah
Afandi menjelaskan bahwa perihal pihak sekolah yang mengonfirmasi soal tunggakan ANS, menurutnya, merupakan hal yang wajar karena sekolah yang dipimpinnya itu adalah sekolah swasta.
Meski demikian, pihak sekolah juga punya kebijakan lain. Adanya konfirmasi pun dijelaskan Afandi memiliki tujuan agar sekolah tahu kondisi yang dialami siswanya.
Pihak sekolah juga melakukan pemanggilan terhadap orangtua ANS sebagai bentuk konfirmasi lebih lanjut.
"Karena maaf, saya harus berani katakan, karena banyak anak yang diberikan uang untuk bayaran oleh orangtuanya, tetapi uangnya tidak dibayarkan ke sekolah. Kami dalam hal ini ingin mengajarkan anak untuk jujur," ujar dia.
Baca juga: Akhir Bahagia Siswi SMK di Indramayu yang Murung Tak Mau Ikut Ujian karena Tunggak Rp 4,9 Juta
Afandi menilai dalam kejadian ini ada miskomunikasi yang terjadi.
Ia pun menegaskan kembali bahwa upaya konfirmasi pihak sekolah bukan sebagai bentuk penekanan, melainkan untuk bersama mencarikan solusi.
"Saat itu, ketika dipanggil satu dua kali setelah ANS melaksanakan ujian hari pertama, ibunya malah menjawabnya kalau begitu keluarkan saja anak saya. Kemudian dijawab oleh wali kelasnya bahwa bukan begitu penyelesaiannya," cerita Afandi menirukan percakapan wali kelas dengan orangtua ANS.
Afandi pun memastikan bahwa terkait persoalan tersebut sekarang sudah diselesaikan secara baik-baik.
Pihak sekolah juga memutuskan untuk menghapuskan tunggakan ANS setelah mengetahui kondisi keluarga siswinya tersebut.
"Siswi tersebut hari Kamis ini juga sudah kembali sekolah untuk ikut ujian," ujar dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang