Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kampus Swasta di Bandung Tak Menyerah Bangun Harapan di Tengah Turunnya Minat Mahasiswa

Kompas.com, 28 September 2025, 21:27 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Rektor Universitas Taruna Bakti Frado Sibrani mengakui tren minat mahasiswa baru menurun beberapa tahun terakhir.

Kondisi ekonomi yang memburuk, persaingan ketat dengan perguruan tinggi negeri (PTN), dan masuknya kampus swasta besar ke Bandung menjadi faktor utama.

“Kalau lihat berita-berita terakhir, perguruan tinggi negeri buka kuotanya lebih besar, seperti di Surabaya sampai 30.000. Itu memengaruhi penerimaan kami,” kata Frado kepada Kompas.com usai Wisuda Universitas Taruna Bakti di Bandung, Sabtu (27/9/2025).

Ia menambahkan, kehadiran kampus besar seperti Binus di Bandung juga membuat kompetisi semakin ketat.

Baca juga: Mendiktisaintek Buka Suara soal Dugaan Ancaman Cabut LPDP Mahasiswa yang Kamisan New York

Strategi Bertahan: Prodi Baru dan Beasiswa

Untuk tetap relevan, Universitas Taruna Bakti membuka beberapa program studi (prodi) baru, antara lain Data Science, Rekayasa Logistik, Manajemen, dan Musik.

Kampus juga memberikan beasiswa penuh di tahun pertama untuk menarik minat calon mahasiswa.

“Kami promosikan prodi baru ini ke berbagai pihak, termasuk Pangdam Siliwangi, FKPPI, juga atlet. Bahkan ada tiga beasiswa untuk Persib sebagai bentuk pengabdian masyarakat,” ujar Frado.

Selain itu, prodi sekretaris yang menjadi ciri khas kampus tetap dipertahankan. Menurut Frado, prodi tersebut menghasilkan lulusan dengan keterampilan praktis yang langsung dibutuhkan dunia kerja.

“Banyak mahasiswa kami sudah bekerja sebelum lulus, karena perusahaan membutuhkan sekretaris atau ajudan. Jadi serapan lulusan cukup baik,” katanya.

Baca juga: Kisah William Berlari Jakarta-Bandung di Ultra Marathon ITB: Sempat Down tapi Kembali Bangkit

Kolaborasi dengan Perusahaan

Untuk meningkatkan penyerapan lulusan, pihaknya secara rutin menggandeng perusahaan dalam job fair tahunan, termasuk perbankan besar.

“Seperti kemarin, kami bekerja sama dengan Bank Mandiri yang hadir langsung ke kampus,” ujar Frado.

Kerja sama lain juga dilakukan dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memberikan pengalaman praktik investasi kepada mahasiswa manajemen.

“Nantinya mahasiswa kami bisa membuka gerai trading di kampus,” ucapnya.

Tantangan Biaya Hidup Mahasiswa

Meski beasiswa ditawarkan, tantangan lain muncul dari biaya hidup mahasiswa di Bandung.

Frado menyebut ada kasus penerima beasiswa penuh yang akhirnya mengundurkan diri karena tidak mampu menanggung biaya kos dan makan sehari-hari.

“Untuk kosan dan makan mungkin Rp1 juta sampai Rp1,5 juta sebulan. Saya akhirnya bekerja sama dengan beberapa orang tua yang cukup berada untuk menanggung biaya hidup mereka. Jadi memang ada solidaritas pribadi yang membantu,” jelasnya.

Target Peningkatan Jumlah Mahasiswa

Frado mengungkapkan, kampus menargetkan tahun depan jumlah mahasiswa baru bisa mencapai 300 orang dengan adanya prodi-prodi baru.

“Kami tetap percaya punya ciri khas sendiri, misalnya prodi sekretaris dan musik yang tidak banyak dimiliki kampus lain. Selain itu, saya ingin kembangkan prodi informatika dengan penekanan pada AI dan cyber security, sesuai pengalaman saya di Singapura dan IBM,” tutur Frado.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau