Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari 200 Penolakan, Sekuya Bangkit Menjadi IP Lokal yang Mendunia

Kompas.com, 28 September 2025, 22:31 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Sekuya, kekayaan intelektual atau intellectual property (IP) kreatif asal Indonesia, memulai perjalanannya sejak 2022. Namun, dua tahun pertama bukan hal mudah.

“Kami ditolak 200 kali. Baru pada pintu ke-201, akhirnya diterima (di luar negeri). Masuk Dubai, Singapura, hingga Jepang,” ujar Joshua Budiman, Co-founder & CEO Sekuya di Bandung, Minggu (28/9/2025).

Ia menambahkan, perjuangan itu menjadi bukti bahwa karya anak bangsa tak boleh menyerah meski kerap ditolak di negeri sendiri.

“Sering kali, kita baru diterima di luar negeri dulu. Baru setelah itu, gaungnya masuk ke Indonesia,” katanya.

Baca juga: Kisah Zahra Amalina, dari Sering Diremehkan hingga Jadi CEO di Industri Kreatif

IP Lokal Mulai Mendunia

Menurut Joshua, momen pascapandemi mendorong banyak IP lokal bermunculan.

“Saat Covid, orang harus kreatif di rumah. Dari situ banyak karya lahir dan sekarang mulai dipublikasikan. Bahkan 4-5 tahun ke depan, IP lokal akan makin kuat,” ujarnya.

Hal tersebut akan semakin kuat dengan kolaborasi. Salah satu kolaborasi yang dibangun adalah dengan brand fashion 3Second.

Koleksi bertema “Anime Gaming Street” itu menampilkan lebih dari 15 desain eksklusif yang menggabungkan karakter Sekuya dengan streetwear khas 3Second.

Baca juga: Berhasil Perkuat Ekosistem UMKM Halal, Kota Malang Raih Indonesia Halal Industry Award

Joshua menyebut kolaborasi ini sebagai titik balik.

“Kami sangat menghargai dukungan 3Second untuk pertumbuhan IP lokal. Semoga ini bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk berani bermimpi,” ujarnya.

Ignatius Untung, CMO Brand 3Second, menambahkan, fashion adalah ekspresi.

“Kolaborasi ini menarik karena menggabungkan anime, gaming, dan streetwear, sesuatu yang dekat dengan generasi muda saat ini,” beber dia.

Selain itu, kolaborasi ini sengaja dilakukan untuk menaikkan IP lokal. Selama ini, banyak orang Indonesia yang menganggap hebat IP luar, padahal IP lokal ga kalah bagusnya.

Ekraf Hunt

Irene Umar, Deputy Minister of Creative Economy of Indonesia mengatakan, dukungan pemerintah salah satunya melalui Ekraf Hunt.

“Tugasnya mencari permata-permata di seluruh pelosok Indonesia,” tutur dia.

Dalam program itu, nantinya data IP bisa ditarik kementerian dan diberikan kepada calon klien ataupun konsumen, hingga terjalin banyak kolaborasi.

Dikatakan Irene, IP Indonesia sangat menarik dan diminati dunia. Salah satunya kendaraan custom yang hanya ada di Indonesia. Karena itu tak heran, orang Italia dan Jerman datang ke Indonesia.

“Makanya yuk kita perlihatkan Indonesia seperti apa,” tutur dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau