KARAWANG, KOMPAS.com - S (15), siswa SMP di Rengasdengklok, Karawang, diduga jadi korban pemerkosaan sopir antar jemput pesantren ke sekolah, AP (46).
Ibu S yang resah, mengadu ke Bupati Karawang Aep Syaepuloh pada Senin (29/9/2025).
Dari pengakuan korban, Aep menyebut, bejat AP terhadap S dilakukan empat kali di dalam mobil jemputan.
Diketahui S bersama teman-temannya setiap hari diantar jemputan untuk menuju sekolah dari pesantren.
"Setelah melakukan, korban diancam (dibunuh)," ujar Aep di Kantor Bupati Karawang, Selasa (30/9/2025).
Baca juga: ASN Bandung Barat Diduga Perkosa 3 Anak Tiri, Korban Trauma Berat
Aep menyebut, S kini dalam kondisi trauma. Bahkan nampak ketakutan saat bertemu laki - laki.
"Anaknya trauma. Anaknya di rumah diamankan. Namun saat ditanya anaknya masih ingin sekolah," kata Aep.
Mirisnya lagi, orangtua korban mendapat somasi dari pihak terduga pelaku. Alasannya orang tua korban meminta sejumlah uang untuk berdamai.
Namun Aep menyebut alasan itu dibuat-buat pihak terduga pelaku yang dalam somasi juga meminta ganti rugi sejumlah uang.
Orang tua korban, kata Aep, ketakutan. Apalagi orang tuanya tergolong dari keluarga tidak mampu.
"Orang tua takut disomasi, dipenjara," kata Aep.
Baca juga: Perkosa Wanita yang Sedang Tidur, Pria di Manggarai Barat Terancam Dipenjara 12 Tahun
Aep mengaku prihatin atas kasus ini. Ia memastikan Pemkab Karawang khususnya Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (DP3A) Karawang berkomitmen mendampingi korban. Baik pendampingan hukum maupun psikologis.
Kasi Humas Polres Karawang, Ipda Solihin menyebut, dugaan kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur itu dilaporkan ibu korban ke Polres Karawang pada 10 September 2025.
“Korban berinisial S (15), seorang pelajar, diduga menjadi korban tindak pidana pencabulan yang dilakukan oleh terlapor berinisial AP (46), warga Rengasdengklok,” kata Wildan saat dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (30/9/2025).
Wildan mengatakan, menurut keterangan korban, kekerasan seksual dilakukan terlapor AP lebih dari satu kali. AP bekerja sebagai sopir antar jemput santri dari pondok pesantren ke sekolah.