Tepuk Sakinah sendiri dilakukan sebagai ice breaking agar calon pengantin tidak jenuh selama mengikuti bimbingan perkawinan.
"Kadang untuk Tepuk Sakinah ini kita di awal sebagai pembukaan, kadang juga jadi selingan di tengah materi sebagai ice breaking, kadang pula di akhir juga kita lakukan," jelas dia.
Darmawan menyampaikan, dalam bimbingan perkawinan ada lima pilar keluarga sakinah yang menjadi materi utama untuk bekal para calon pengantin.
Meliputi Zawaj (berpasangan), Mitsaqan Ghalizan (janji kokoh), Mu’asyarah Bil Ma’ruf (saling cinta, hormat, menjaga, dan berbuat baik), Musyawarah (komunikasi dan musyawarah dalam rumah tangga), dan Taradhin (saling ridha).
KUA Indramayu pun berupaya menerjemahkan lima pilar itu lewat bimbingan yang lebih interaktif agar bimbingan yang mereka lakukan bisa terus membekas di hati para calon pengantin.
"Kalau dulu menggunakan klasikal ceramah, kebanyakan duduk bengong, nah kita ingin membawakan bimbingan agar mereka juga bisa aktif," terang dia.
Selain Tepuk Sakinah, KUA Indramayu juga menerapkan praktik drama konflik rumah tangga oleh petugas KUA;
Para calon pengantin pun nantinya diminta untuk menanggapi soal masalah tersebut dan memberikan pandangan cara penyelesaiannya.
Selain lewat drama langsung, pihaknya juga kadang mengambil contoh dari video-video drama yang ada di media sosial maupun sinetron.
Cara itu, menurut Darmawan, efektif dalam merangsang calon pengantin untuk mau berpendapat.
"Itu diperagakan dalam drama, lalu pengantin nantinya berpendapat, 'wah ini nih salah Pak, harusnya begini-begini', akhirnya nanti kita simpulkan bersama,” terang dia.
Selain materi soal hubungan suami istri, materi-materi penunjang lainnya seperti soal reproduksi, keuangan, dan lain sebagainya juga diajarkan kepada calon pengantin.
Darmawan menyampaikan, dari testimoni yang didapat pihaknya, diketahui banyak calon pengantin berpandangan bahwa bimbingan perkawinan yang mereka dapatkan di KUA Indramayu asyik dan menyenangkan.
Testimoni itu kemudian menyebar dari mulut ke mulut dan menimbulkan semangat calon pengantin untuk ikut serta dalam bimbingan sebelum menikah.
"Tujuan akhirnya tentu untuk mengurangi angka perceraian ini jelas, dengan metode ini kami rasa lebih mengena kepada mereka," ujar dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang