BANDUNG, KOMPAS.com - Jawa Barat menjadi provinsi dengan alokasi dana terbesar untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahun 2026. Totalnya anggarannya mencapai Rp50 triliun.
Badan Gizi Nasional (BGN) menekankan pentingnya kesiapan matang sejak awal agar program ini dapat berjalan optimal dan mencegah terjadinya kasus keracunan.
Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN, Nyoto Suwignyo menyatakan, pihaknya telah menggelar focus group discussion (FGD) di Holiday Inn, Kota Bandung, bersama sejumlah asosiasi terkait.
Baca juga: BGN Tutup Dapur yang Diduga Sebabkan Ratusan Siswa di Purworejo Keracunan
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas konsolidasi antar stakeholder, termasuk pengelola makanan, Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI), Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), dan Asosiasi Chef Indonesia (ICA).
"Ini adalah momentum yang baik untuk kita lakukan, dan kami berterima kasih kepada teman-teman asosiasi yang sudah berkenan untuk berpartisipasi dan memberdayakan dirinya masing-masing dalam mendukung Badan Gizi Nasional," ujar Nyoto di lokasi, Jumat (3/10/2025).
Nyoto menjelaskan, pelatihan bagi chef dan pengelola makanan menjadi bagian penting dalam memastikan keamanan pangan.
Baca juga: 127 Orang Keracunan MBG di Purworejo, Biaya Pengobatan Ditanggung Pemkab
Pelatihan ini diharapkan dapat mendukung kesiapan Satuan Penyelenggara Program Gizi (SPPG) dalam melayani penerima manfaat MBG.
"SPPG yang sudah ada adalah 10.000, untuk babak pertama ini kita baru akan melakukan pelatihan terhadap sekitar 400-500 SPPG. Insya Allah setelah agenda hari ini kita akan semakin komunikasikan lebih lanjut dengan teman-teman Kadin, APJI, serta Asosiasi Chef Indonesia untuk mempercepat penyiapan," kata Nyoto.
BGN juga menyiagakan tim investigasi untuk mencegah kasus keracunan dalam program MBG.
Menurut Nyoto, SOP pengelolaan makanan akan diperketat melalui surat edaran dan aturan operasional baru setelah restrukturisasi di internal BGN.
"Soal keracunan kami tetap siagakan, tim kami ada tim investigasi. MBG juga sudah melakukan langkah-langkah perbaikan di lapangan, SOP-nya akan diperbaiki. Kami siapkan secara paralel sehingga nantinya di bulan Oktober, November, Desember, kita sudah sama-sama siap secara optimal," tegasnya.
Terkait target program, Nyoto menegaskan, BGN menaruh fokus pada keamanan pangan.
"Kalau untuk keamanan pangan kami berharap targetnya zero accident. Dengan mereka terlibat, keamanan pangan harusnya dapat dikurangi sebanyak mungkin sehingga angkanya nol kalau boleh. Tapi nol itu milik Tuhan, jadi kalau ada itu tentu bagian dari risiko di luar kehendak manusia. Kalau secara teknis kami bisa kendalikan," tambahnya.
Nyoto juga menjelaskan bahwa besarnya dana MBG yang diterima Jawa Barat menjadikan provinsi ini sebagai prioritas utama dalam persiapan.
"Justru itulah karena akan menerima paling banyak di Jawa Barat, maka hari ini kita persiapkan nomor satu di Jawa Barat sehingga kesiapan itu akan memastikan bahwa kami melayani dengan sebaik-baiknya, didukung oleh seluruh partisipasi masyarakat lain," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang