BOGOR, KOMPAS.com - Kabupaten Bogor tercatat sebagai daerah dengan areal perkebunan kelapa sawit terluas atau terbesar kedua di Jawa Barat (Jabar) setelah Sukabumi.
Berdasarkan data portal terbuka Pemprov Jabar, Kabupaten Bogor menempati posisi kedua strategis dalam peta perkebunan sawit regional Jawa Barat.
Data tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Sukabumi masih menjadi wilayah dengan areal perkebunan sawit terluas di Jabar.
Sementara itu, Kabupaten Bogor berada tepat di bawahnya.
Dengan demikian, posisi ini mengonfirmasi bahwa Kabupaten Bogor termasuk salah satu sentra perkebunan sawit utama di tanah Pasundan.
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor mencatat total luas perkebunan sawit di wilayahnya mencapai 4.066,36 hektar pada 2024.
Areal tersebut tersebar di empat kecamatan bagian Bogor Barat, yakni Cigudeg, Jasinga, Rancabungur, dan Sukajaya.
Baca juga: Jejak Sawit di Indonesia, Awalnya Tanaman Percobaan Belanda
"Cigudeg merupakan wilayah dengan areal paling luas, yakni 1.778,93 hektar. Disusul Jasinga 1.043,94 hektar, Rancabungur 1.060,03 hektar, dan Sukajaya 183,46 hektar," kata Kabid Perlindungan dan Pelayanan Usaha Distanhorbun Kabupaten Bogor, Judi Rachmat kepada Kompas.com di Bogor, Jumat (12/12/2025).
Ia mengatakan bahwa areal kebun sawit di wilayah itu bukan lahan hutan yang dibuka.
Sebelum ditanami sawit, lahan-lahan itu dulunya merupakan perkebunan karet yang telah lama beroperasi.
Komoditas kebun sawit itu adalah hasil konversi dari kebun karet dan tidak ada sama sekali bukaan baru dari kawasan hutan.
Ia menjelaskan bahwa sebagian besar pohon sawit kini telah memasuki usia di atas 20 tahun sehingga produktivitasnya menurun.
Tanaman yang tidak menghasilkan jauh lebih banyak karena tua dan harus direplanting kembali.
Baca juga: Sawit Masih Tulang Punggung Ekonomi RI, Guru Besar IPB: Tata Kelola Berkelanjutan Jadi Kunci
"Perkebunan besar semua, tidak ada perkebunan rakyat, kan itu mah dari dulu juga sudah merupakan lokasi perkebunan, dari komoditas karet yang kemudian dikonversi ke sawit,” ujar Judi.
Ia memastikan bahwa keberadaan kebun sawit di wilayah itu tidak memengaruhi luas lahan pertanian pangan karena sejak awal kawasan tersebut bukan bagian dari zona pertanian pangan.