Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.000 Edelweis Rawa Rusak karena Panitia Lalai, Tak Ada yang Arahkan Peserta Motor Trail, Jalur Hutan Ikut Hancur

Kompas.com - 08/03/2023, 16:07 WIB
M. Elgana Mubarokah,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Selain merusak 2.000 edelweis rawa, para peserta motor trail juga merusak sejumlah jalur menuju hutan yang berada di Kampung Cai Ranca Upas, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (5/3/2023).

Manager Site Kampoeng Cai Raca Upas Argo Wibowo mengatakan, kerusakan jalur-jalur tersebut lantaran saat event, sempat terjadi penumpukan peserta di beberapa titik.

Baca juga: 2.000 Edelweis Rawa di Ranca Upas Rusak, Pengelola Sebut Peserta Motor Trail Melenceng dari Jalur

 

Penumpukan itu diakibatkan tidak adanya panitia penyelenggara yang bersiaga mengarahkan jalur perlintasan.

Baca juga: Petani Mengamuk Lihat 2.000 Edelweis Rawa di Ranca Upas Rusak karena Event Trail

"Untuk jalan yang di dalam ada beberapa yang rusak," kata Argo saat ditemui di Kampung Cai Ranca Upas, Rabu (8/3/2023).

Baca juga: Viral, Video Peserta Ajang Trail di Ciwidey Bandung Mengamuk dan Bakar 3 Motor Hadiah

Kendati jalur mengalami banyak kerusakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan masyarakat sekitar dan elemen lainnya untuk kembali melakukan pembenahan jalur perlintasan menuju hutan.

"Kita gerakan masyarakat juga untuk ikut serta dalam pembenahan jalur tersebut agar kembali seperti semula, tapi perlu waktu," ucapnya.

Kelalaian panitia

Menurut Argo, kerusakan terjadi lantaran adanya kelalaian dari panitia penyelenggara.

Pasalnya, saat event berlangsung, tidak ada panitia yang mengawasi atau mengarahkan para peserta di jalur yang harus dilintasi.

Padahal, dari pihak pengelola sudah memasang race line sebagai pembatas antara jalur dan kawasan lainnya.

"Kita juga sudah melihat perizinan dan lain sebagainya. Kami rasa, kami pikir panitia akan sangat profesional terkait event ini. Papi pas pelaksanaan panitia blunder. Akhirnya para peserta masuk rawa, padahal itu udah dilarang. Kita sudah pakai race line, tapi tetap peserta masih mabal (keluar jalur)," kata Argo.

Saat kejadian tersebut, Argo mengaku tidak memantau langsung kisruh yang terjadi di lintasan.

Para pengelola saat itu lebih fokus pada wisatawan reguler yang mengunjungi Ranca Upas.

"Kalau daya memantau langsung tidak ya, karena saya mengamankan pengunjung reguler kita, karena hari Minggu pengunjung kita banyak. Sempat saya melihat saat awal semua lancar, tapi di titik tertentu tiba-tiba terjadi chaos. Tapi kami tidak memantau secara langsung," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, beredar di media sosial video berdurasi empat menit yang memperlihatkan seorang pria yang murka karena sebagian lahan di kawasan Ranca Upas, Bandung, yang ditanami bunga edelweis rawa, rusak disebabkan kegiatan motor trail, Minggu (5/3/2023).

Pria yang diketahui bernama Supriatna alias Uprit itu mengatakan, bunga tersebut cukup langka karena hanya ada di dua lokasi di Jawa Barat.

"Yang terlindas itu sekitar 2.000 tanam mah ada," kata dia, dikutip dari Antara.

Sementara, pengelola Ranca Upas menyebut ada 1,5 hektare lahan yang terdapat edelwis rawa. Kerusakan akibat motor trail terjadi di sebagian kecil lahan.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cianjur, Diawali Gemuruh hingga Rumah-rumah Ambruk

Cerita Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Cianjur, Diawali Gemuruh hingga Rumah-rumah Ambruk

Bandung
Kurir 1 Kg Sabu Disergap Polisi di Pintu Tol Kertajati

Kurir 1 Kg Sabu Disergap Polisi di Pintu Tol Kertajati

Bandung
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Kota Bandung 2024

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Kota Bandung 2024

Bandung
Tanah Bergerak di Cianjur, Kampung Ditinggalkan, Puing Reruntuhan mulai Dibersihkan

Tanah Bergerak di Cianjur, Kampung Ditinggalkan, Puing Reruntuhan mulai Dibersihkan

Bandung
Polda Jabar Bakal Telusuri Oknum Polisi Pengintimidasi Saksi Pembunuhan di Subang

Polda Jabar Bakal Telusuri Oknum Polisi Pengintimidasi Saksi Pembunuhan di Subang

Bandung
Majalaya Waterpark di Bandung: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Majalaya Waterpark di Bandung: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Dianggap Tak Sesuai Harapan, Car Free Day Gedung Sate Dievaluasi

Dianggap Tak Sesuai Harapan, Car Free Day Gedung Sate Dievaluasi

Bandung
Pulang Antar Ikan dari Pasar, Dua Pelajar Tiba-tiba Dihentikan Penembak Misterius di Bandung

Pulang Antar Ikan dari Pasar, Dua Pelajar Tiba-tiba Dihentikan Penembak Misterius di Bandung

Bandung
OTK Lepaskan 4 Tembakan di Bandung, Pelaku Diduga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Lepaskan 4 Tembakan di Bandung, Pelaku Diduga Pakai "Airsoft Gun"

Bandung
Petani Tertimbun Longsor di Bandung Barat Belum Ditemukan

Petani Tertimbun Longsor di Bandung Barat Belum Ditemukan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Bandung
Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Bandung
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Bandung
Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com