Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ibu yang Besarkan 2 Bayi Stunting: Kemapanan Ekonomi Tak Jamin Anak Kita Sempurna

Kompas.com - 10/04/2023, 16:52 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Sayup-sayup mata Atin (35) berupaya menahan derai air mata saat berupaya berbagi cerita ihwal kondisi kedua putrinya yang mengalami stunting.

Pelan-pelan suaranya mulai bergetar, mana kala memulai kisah perjuangannya membesarkan Sabrina dan Laras.

Kepada Kompas.com, Atin memulai kisah heroiknya dengan menceritakan bagaimana ia berjuang melahirkan Sabrina.

Sabrina balita berusia empat tahun itu, lahir di salah satu bidan di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Januari 2020.

Baca juga: Upaya Sicanang Keluar dari Predikat Kelurahan Penyumbang Stunting Tertinggi di Medan

Atin mengaku, tak ada yang aneh saat proses kelahiran Sabrina. Secara fisik, ia masih prima dan merasa sehat kala itu. Sabrina lahir normal tanpa ada operasi sesar.

Namun, rasa takutnya mulai muncul ketika berat badan Sabrina tak sesuai dengan rata-rata Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR di Indonesia.

Sabrina, lahir dengan berat badan 1,5 kilogram masih jauh dari BBLR yakni 2,5 kilogram.

"Kaget, waktu berat badan Sabrina pas lahir jauh gitu, dia itu kecil waktu lahir," katanya ditemui di kediamannya, Senin (10/4/2023).

Lantaran, tak ingin membuat khawatir Atin dan Ivan (38) sang suami. Bidan yang membantu Atin melahirkan Sabrina merekomendasikan bayi mungil itu untuk dirawat di salah satu Rumah Sakit di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung.

Baca juga: Kisah Kehidupan Balita di Sicanang, Daerah Penyumbang Stunting Tertinggi di Medan

Di sana, kata Atin, Sabrina kecil dirawat selama 15 hari, agar kesehatan Sabrina bisa lebih terjamin.

Atin menyebut, putri sulungnya itu mendapatkan perawatan kelas VIP. 

Atin merupakan salah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Bandung, sementara Ivan merupakan salah satu karyawan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Saya dan suami itu bisa di bilang cukup bahkan lebih, tapi apa daya ketika dua anak kami seperti ini kondisinya," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com