Seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga, begitu Atin menyebut nasibnya. Ya, hamil anak kedua di tengah badai Pandemi Covid-19 bukan perkara gampang. Resiko tinggi harus ditebus.
Apa yang ditakutkannya pun terjadi, meski benteng kewaspadaan sudah dibangun sekokoh mungkin agar tak tertular, namun nasib berkata lain.
Atin di vonis terpapar virus Covid-19, sebuah situasi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Baca juga: Menepis Stigma Negatif Gagal Mengasuh Anak, Begini Kisah Para Orangtua Balita Stunting di Semarang
Penanganan extra pun dilakukan oleh pihak Rumah Sakit, mengingat saat itu usia kehamilan Atin sudah cukup tua.
"Sudah enggak bisa apa-apa, waktu itu saya minta dicabut nyawa saja sekalian. Yang kebayang gimana kondisi bayi saya nantinya, itu aja yang di khawatirkan," ujar dia.
Lantaran berada pada situasi yang sulit, akhirnya, kata dia, Dokter terpaksa melakukan operasi sesar, guna menyelamatkan Laras.
Pilihan itu diambil, atas berbagai pertimbangan. Ia mengatakan, pilihan itu semata-mata untuk kepentingan buah hatinya.
"Saya terpapar Covid sekitar dua minggu, waktu itu usia kandungan kalau enggak salah di bawah, 32 minggu," terangnya.
Laras lahir dengan panjang 38 centimeter dan berat badan 1,4 kilogram. Kondisi yang hampir sama dialami oleh kakaknya Sabrina.
Hantu berupa gangguan pernafasan, masalah pada jantung atau penyakit komplikasi lainnya terus membayangi Atin dan sang suami pasca kelahiran Laras.
Baca juga: Kasus Stunting Tertinggi di Jabar, Kenapa Sumedang Bisa Jadi Daerah dengan Penanganan Terbaik?
Benar saja, dokter pada saat itu menyebutkan bahwa kondisi Laras sangat lemah. Ia menyebut, gangguan pernafasan Laras bakal terganggu nggu, kemudian metabolisme Las pun akan terganggu.
"Sama kejadiannya terulang, buat saya meskipun beda tapi tetap rasanya sama," kata dia.
Pasca melahirkan, Laras dirawat di Rumah Sakit selama dua minggu. Setelah itu, Atin dan suaminya sepakat untuk merawat dan membesarkan Laras di rumah, sama seperti kala memberikan kasih sayang pada Sabrina.
Kini Laras telah menginjak usia 3 tahun, pertumbuhan Laras pun terlihat berbeda. Balita seusianya, rata-rata sudah bisa diajak berbicara, namun Laras masih harus terbata-bata.
Bahkan, rambutnya pun mengalami keterlambatan tumbuh. Seperti mengalami kebotakan pada orang dewasa, Laras hanya memiliki rambut di bagian belakang, sementara di bagian depannya masih tipis.
Laras hanya memiliki berat badan 11 kilogram, dengan tinggi 72,3 sentimeter. Berat dan tinggi yang dimilik Laras jelas jauh berbeda dengan anak seusianya.
"Semua dijalani, sama seperri Sabrina, kami beri kasih sayang sepenuhnya," jelas dia