Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bercak Darah Hafidhin Royan dan Lahirnya Museum Mini Tragedi Trisakti

Kompas.com - 19/05/2023, 18:55 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- "Perjuanganmu akan kami teruskan sampai titik darah penghabisan."

Tulisan itu terpampang di tembok kamar Hafidhin Royan, mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti yang tewas ditembak pada 12 Mei 1998.

"Tadinya tulisan ini ada di depan rumah, sama ayah Royan dibawa ke dalam dan dikasih bingkai. Ada juga spanduk bertuliskan tanda tangan mahasiswa-mahasiswa dengan panjang 14 meter yang disimpan di sini. Ada yang menulis pakai darah," ujar Sunarmi Junus, ibunda Royan sapaan akrab Hafidhin Royan saat ditemui di kediamannya di Bandung, Jumat (19/5/2023).

Baca juga: Kekecewaan Keluarga Korban Kerusuhan Mei 1998: Dilempar Sana-sini seperti Bola Pingpong...

Kamarnya tidak banyak berubah, potretnya masih sama seperti 25 tahun lalu di mana Royan sering merebahkan tubuhnya untuk beristirahat.

Di kamar itu, semua arsip dan barang bukti kematian seakan berbicara betapa kejamnya negara menggunakan aparatnya tega menghabisi nyawa mahasiswa yang memperjuangkan demokrasi.

Dari sudut sebelah kiri, tumpukan buku dan diktat lusuh dengan bercak berwarna coklat tersimpan rapi di lemari kaca.

Kamar Hafidhin Royan yang disulap jadi museum mini Tragedi Trisakti di Kelurahan Pasir Layung, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Banding, Jawa Barat saat dikunjungi, Jumat (19/5/2023).KOMPAS.COM/Bagus Puji Panuntun Kamar Hafidhin Royan yang disulap jadi museum mini Tragedi Trisakti di Kelurahan Pasir Layung, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Banding, Jawa Barat saat dikunjungi, Jumat (19/5/2023).

Di satu etalase yang sama, barang-barang Royan mulai dari tas ransel, sepatu, Kartu Mahasiswa, KTP, SIM, dan dompet terpajang rapi.

"Itu bukan kotor. Itu darah yang nyiprat ke bukunya saat kejadian. Waktu itu, Royan ditembak di bagian kepala tembus ke kepala bagaian belakang sehingga darahnya. Saat itu dia pakai barang-barang ini. Tas sama sepatunya sudah dicuci, kalau bukunya cuma dijemur jadi itu masih kelihatan bekas darahnya," kata Sunarmi.

Baca juga: Cerita Sumartono Hadinoto Korban Kerusuhan Mei 1998, Rumahnya Dikepung Massa, Butuh 1,5 Tahun Sembuh Trauma

Terpukulnya sang ayah dan lahirnya museum mini

Royan adalah anak lelaki satu-satunya dari 5 bersaudara. Ia lahir pada 28 September 1976 dari pasangan Sunarmi Junus dan Enus Junus di Kota Bandung.

Ayahnya, Enus Junus menjadi orang yang paling terpukul atas Tragedi Trisakti, berpulangnya Royan sebagai anak lelaki satu-satunya di usia yang masih 22 tahun.

Royan diboyong ke rumah sakit Sumber Waras untuk mendapat perawatan medis, namun timah panas yang menembus kepalanya menyebabkan nyawa Royan tak sempat diselamatkan.

"Saat visum, yang tahu saya sama Husnun (kakak Royan). Jadi memang melihat betul lukanya. Ayahnya gak berani masuk ruang visum, dia gak tega lihat anak kesayangannya," tutur Sunarmi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Bandung
Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Bandung
KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

Bandung
Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Bandung
Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Bandung
Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Bandung
WNA Pembunuh Mertua di Kota Banjar Divonis 16 Tahun Penjara dan Bayar Restitusi 192 Juta

WNA Pembunuh Mertua di Kota Banjar Divonis 16 Tahun Penjara dan Bayar Restitusi 192 Juta

Bandung
Cirebon Festival 2024, Ajang bagi UMKM Cirebon untuk 'Naik Kelas'

Cirebon Festival 2024, Ajang bagi UMKM Cirebon untuk "Naik Kelas"

Bandung
Sederet Fakta Baru Kasus Mutilasi di Ciamis, Tersangka Depresi Diduga gara-gara Utang Rp 100 Juta

Sederet Fakta Baru Kasus Mutilasi di Ciamis, Tersangka Depresi Diduga gara-gara Utang Rp 100 Juta

Bandung
Kementan Targetkan Bantu 10.000 Pompa Air untuk Pertanian Jawa Barat

Kementan Targetkan Bantu 10.000 Pompa Air untuk Pertanian Jawa Barat

Bandung
Nenek 69 Tahun di Purwakarta Ditemukan Tewas di Ruang Tamu, Polisi: Ada Luka di Kepala

Nenek 69 Tahun di Purwakarta Ditemukan Tewas di Ruang Tamu, Polisi: Ada Luka di Kepala

Bandung
Meski Harga Pupuk Subsidi Naik, Mentan Jamin Jumlahnya Tak Akan Berkurang

Meski Harga Pupuk Subsidi Naik, Mentan Jamin Jumlahnya Tak Akan Berkurang

Bandung
Fortuner Mobil Dinas Polda Jabar Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudinya Diperiksa Propam

Fortuner Mobil Dinas Polda Jabar Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudinya Diperiksa Propam

Bandung
Mentan Bangun Klaster Pertanian di Kabupaten Bandung, Apa Istimewanya?

Mentan Bangun Klaster Pertanian di Kabupaten Bandung, Apa Istimewanya?

Bandung
Pelaku Nikah Sesama Jenis di Cianjur Diduga Alami Penyimpangan Gender

Pelaku Nikah Sesama Jenis di Cianjur Diduga Alami Penyimpangan Gender

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com