Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Nelayan Keramba Apung Terancam Hilang Profesi Imbas Penertiban Waduk Saguling

Kompas.com - 14/07/2023, 16:01 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Sejumlah nelayan keramba jaring apung (KJA) di perairan Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat dibuat resah dengan adanya rencana penertiban KJA oleh Satgas Citarum Harum.

Para nelayan KJA ini khawatir kehilangan mata pencaharian jika kolam ikan apung itu dihilangkan. Sebab budidaya ikan di KJA merupakan profesi utama bagi masyarakat pinggiran danau Saguling.

Untuk diketahui, jumlah nelayan yang tergabung dalam paguyuban di kawasan ini tercatat ada 1.100 nelayan KJA.

"Kalau mau jawab jujur kita maunya tak ada penertiban. Karena KJA jadi profesi utama kami sehari-hari. Kalau nanti hilang, kami kerja di mana," ungkap Bokir, (45) salah seorang nelayan KJA di Desa Bongas, Kecamatan Cililin, Bandung Barat, Jumat (14/7/2023).

Baca juga: Berpotensi Cemari Waduk Saguling, 35.000 Keramba Apung Akan Ditertibkan

Penertiban ini bakal berimbas pada berhentinya aktivitas para pelaku budidaya ikan di KJA, mau tak mau Bokir musti beralih profesi untuk menghidupi keluarganya.

Mereka dibayang-bayangi tak bisa memenuhi kebutuhan hidup, pemenuhan kesehatan hingga kesulitan menyekolahkan anak.

Menurutnya, sebelum dilakukan penertiban, pemerintah juga harus memikirkan alternatif profesi baru agar perekonomian nelayan KJA tetap berjalan. Jangan sampai niat melestarikan lingkungan dengan menertibkan KJA justru berbenturan dengan hajat hidup manusia.

"Untuk kami rencana penertiban ini jelas memberatkan. Tapi kita gak bisa apa-apa kalau ini sudah jadi keputusan, kami harus taati. Yang penting hadirkan juga solusinya," jelas Bokir.

Sementara itu, Ketua Paguyuban KJA Baraya Saguling, Asep Suparya mengatakan, jumlah nelayan yang tergabung dalam paguyubannya tercatat ada 1.100 nelayan KJA.

Anggota paguyuban ini terdiri dari anak cucu korban penggusuran proyek PLTA Saguling yang kehilangan lahan karena tanahnya ditenggelamkan waduk.

"Di bawah paguyuban semuanya warga sini, kami dulu warga terdampak genangan Saguling. Ada yang sudah generasi kedua, rata-rata sudah 15 tahun kelola KJA," ungkap Asep.

Asep tak mau hajat hidup ribuan warga yang dulu rumahnya ditenggelamkan demi pembangunan Waduk Saguling kini kembali tergusur dengan alih-alih kelestarian lingkungan.

Meski demikian, Asep dan ribuan anggota paguyuban hanya bisa pasrah jika langkah penertiban merupakan keputusan final. Namun langkah penertiban diharap dilakukan secara bertahap dengan dimulai dari KJA berstatus mangkrak atau tidak dikelola, milik pendatang, serta pemilik KJA yang berjumlah banyak.

Baca juga: Longsor Timbun Jalan Raya Cipatat-Saguling di Bandung Barat, Puluhan Motor Pemudik Tergelincir

"Kita mau bertahan dulu lah. Jangan pukul rata nelayan KJA semua," sebut Asep.

Sebelumnya, Satgas Citarum Harum sudah melakukan tahap sosialisasi rencana penertiban KJA yang berada di perairan Waduk Saguling.

"Penertiban ini didasari Perpres Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum dan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 614/Kep.1304-DLH/2018," ujar Komandan Sektor 9 Citarum Harum Kolonel Infanteri Ahmad Yani di Bongas, Cililin.

Ahmad Yani sadar betul proses penertiban KJA ini akan mengancam ekonomi masyarakat yang menggantungkan ekonominya pada budidaya ikan. Oleh karena itu, Satgas Citarum Harum melakukan langkah-langkah preventif sebelum melaksanakan penertiban.

"Tahapannya kita jalankan, salah satunya sosialisasi supaya tidak ada konflik dan miskomunikasi," ujar Ahmad Yani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban yang Tewas di Kosan Cirebon Sedang Menunggu Panggilan Kerja dari Luar Negeri

Korban yang Tewas di Kosan Cirebon Sedang Menunggu Panggilan Kerja dari Luar Negeri

Bandung
Karacak Valley di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Karacak Valley di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Gadis 21 Tahun Ditemukan Tewas Dalam Kamar Indekos di Cirebon, Terdapat Luka di Kepala

Gadis 21 Tahun Ditemukan Tewas Dalam Kamar Indekos di Cirebon, Terdapat Luka di Kepala

Bandung
Airin hingga Dimyati Berebut Restu Anak Jokowi di Pilkada Banten

Airin hingga Dimyati Berebut Restu Anak Jokowi di Pilkada Banten

Bandung
Viral, Unggahan Aksi Pembegalan Tukang Pijit di Cicalengka, Polisi Tegaskan Murni Kecelakaan

Viral, Unggahan Aksi Pembegalan Tukang Pijit di Cicalengka, Polisi Tegaskan Murni Kecelakaan

Bandung
Pantai Tanjung Pakis di Karawang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Tanjung Pakis di Karawang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Bandung
Libur Kenaikan Yesus Kristus, Penumpang PT KAI Daop 3 Cirebon Naik 70 Persen

Libur Kenaikan Yesus Kristus, Penumpang PT KAI Daop 3 Cirebon Naik 70 Persen

Bandung
Pendam Dendam Setahun, 2 Pemuda Bunuh Seorang Kakek Saat Tidur

Pendam Dendam Setahun, 2 Pemuda Bunuh Seorang Kakek Saat Tidur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Bandung
Suami Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis Sempat Tanyakan Keadaan Korban, Kini Diperiksa di RSJ Cisarua

Suami Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis Sempat Tanyakan Keadaan Korban, Kini Diperiksa di RSJ Cisarua

Bandung
Kronologi Terungkapnya Identitas Jasad Mengambang di Cirebon

Kronologi Terungkapnya Identitas Jasad Mengambang di Cirebon

Bandung
 Video Viral Begal Bersenjata Beraksi Siang Bolong di Cimahi

Video Viral Begal Bersenjata Beraksi Siang Bolong di Cimahi

Bandung
Tarsum Dikirim ke RSJ Cisarua Bandung, Sempat Tanya Istrinya di Mana

Tarsum Dikirim ke RSJ Cisarua Bandung, Sempat Tanya Istrinya di Mana

Bandung
Indah Meninggal Tak Wajar, Keluarga Terpukul: Jangan Dibunuh Keponakanku

Indah Meninggal Tak Wajar, Keluarga Terpukul: Jangan Dibunuh Keponakanku

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com