Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Tambang Ilegal Banyumas Berharap Bantuan Biaya Sekolah, Bukan Mi Instan

Kompas.com - 04/08/2023, 13:29 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Para keluarga korban yang berasal dari Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengharapkan pemerintah bisa membantu meringankan perekonomian.

Rabbani (60), ayah dari korban Marmumin (32) mengatakan, delapan korban tambang timah emas Banyumas yang dinyatakan hilang merupakan tulang punggung keluarga.

Baca juga: Detik-detik Tambang Emas Banyumas Bocor, Ada Lubang Bocor dan Air Gede Masuk

Rabbani mengatakan, anaknya memutuskan menjadi penambang ilegal demi menyambung hidup. Ditambah lagi Marmumin memiliki dua anak perempuan berusia 2 dan 6 tahun yang harus dicukupi kebutuhannya.

"Anak saya kerjanya serabutan, dagang pun hasilnya dikit, gak cukup buat makan. Makanya ikut jadi penambang emas. Kan dia harus membangun rumah yang layak serta menafkahi anak dan istrinya," ujar Rabbani saat ditemui Kompas.com di rumahnya yang baru direnovasi, Rabu (2/8/2023).

Saat kabar anaknya menjadi korban tambang emas Banyumas dan dinyatakan hilang, kata Rabbani, mimpi untuk memiliki rumah layak dan anak-anak bisa sekolah pun sirna.

"Harapannya pemerintah membantu kami agar mimpi dan cita-cita anaknya tercapai. Sekolah bisa terus lanjut. Karena (anak) yang tua mau masuk PAUD," harapnya.

Keluarga lainnya, Afif Saifuddin (36) mengatakan hal serupa. Ia mengaku bahwa pemerintah hanya memberi bantuan mi instan. Ia kecewa dan tak mau berharap lebih.

Menurutnya, delapan pekerja tambang ini hanya orang-orang yang ingin mengubah nasib menjadi lebih baik. Mereka bermimpi melepaskan diri dari jerat kemiskinan.

"Harapan saya sih sebagai adik, Mulyadi (korban) itu bisa ditemukan. Kalau kemarin saudara kami bisa kembali (pulang kampung), tapi sekarang dalam keadaan seperti ini, terjebak di dalam. Kami coba pasrah dalam keadaan seperti ini," ujar adik dari Mulyadi ini.

Afif mengatakan, sejauh ini bantuan dari pemerintah hanya berupa mi instan.

"Kalau dari pihak pemerintah yang kami inginkan ada bantuan apa gitu, jangan cuman mi instan. Kami keluarga ingin bisa melanjutkan pembangunan rumah dan dapat akses pendidikan layak untuk anaknya yang masih kecil sehingga cita-cita mereka tercapai," tegasnya.

Baca juga: Tragedi Tambang Emas di Banyumas, 8 Penambang Terkubur di Lubang Galian Sedalam Puluhan Meter

Sebanyak delapan orang pekerja terjebak di lubang galian tambang emas ilegal di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (25/7/2023) malam.

Delapan penambang emas ini adalah Marmumin (32), Mulyadi (40), Muhidin (44), Ajat (29), Mad Kholis (32), Cecep Supriyana (29), Rama Abd Rohman (38), dan Jumadi (33). Mereka belum ditemukan dan telah dinyatakan hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com