Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduk Saguling Mengering, Petani Bandung Barat Manfaatkan Lahan untuk Bertahan Hidup

Kompas.com - 14/08/2023, 16:43 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Reni Susanti

Tim Redaksi


BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Kemarau panjang akibat fenomena el nino menyebabkan volume air di perairan Waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, surut.

Penurunan muka air di Waduk Saguling ini mencapai 10 hingga 15 meter dari muka air biasanya. Kondisi surutnya muka air itu membuat lahan di bantaran waduk mengalami kekeringan.

Sejumlah petani memilih memanfaatkan kondisi lahan yang mengalami kekeringan itu menjadi media bercocok tanam palawija seperti mentimun, umbi-umbian, hingga sayuran.

Baca juga: Sampel Nyamuk yang Serang Warga di Waduk Saguling Siang dan Malam Diperiksa

"Karena Waduk Saguling airnya surut, maka kami manfaatkan untuk bercocok tanam. Selain itu dekat sumber air. Kalau mau menyiram dekat," ungkap Onang Hidayat (66), seorang petani asal Kampung Seke RT 01 RW 12 Desa Cangkorah, Senin (14/8/2023).

Pemanfaatan surutnya Waduk Saguling ini biasa ia lakukan saat musim kemarau tiba. Setibanya musim penghujan para petani mau tak mau harus meninggalkan ladang yang sudah mereka buat.

"Bertani di sini untung-untungan. Kalau bagus lumayan hasilnya. Tapi kalau cuaca hujan lagi permukaan waduk naik dan semua tanaman terendam dan tidak bisa dipanen. Ini risiko," kata Onang.

Baca juga: Waduk Saguling di Bandung Barat Dipenuhi Eceng Gondok, Warga Diserang Nyamuk

Bukan tanpa alasan, Onang dan warga Desa Cangkorah lainnya sengaja memanfaatkan lahan kering di Waduk Saguling lantaran lahan persawahan miliknya mengalami kekeringan ekstrem.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) mencatat Desa Cangkorah merupakan desa dengan jumlah luasan kekeringan lahan persawahan terluas di Bandung Barat, mencapai 40 hektar lahan pertanian sawah.

Akibat kekeringan itu, lahan persawahan miliknya tidak bisa lagi ditanami padi lantaran sulitnya sumber air untuk mengairi persawahan.

"Saya terpaksa pindah ke bantaran waduk karena butuh penghasilan. Sawah gak bisa diandalkan lagi. Biasanya satu tahun dua kali panen, tahun ini cuma sekali tanam padi," papar Onang.

Kondisi kekeringan di Desa Cangkorah terasa sejak dua bulan terakhir. Para petani akhirnya memilih alih profesi menjadi buruh serabutan, berdagang, hingga mengkonversi lahan tani bantaran waduk demi memenuhi ekonomi mereka.

Kasi Pemerintahan Desa Cangkorah, Wawan Rohman mengatakan, sedikitnya ada 500 petani yang memanfaatkan lahan bantaran waduk untuk bertahan menghidupi kebutuhan sehari-hari.

"Petani di bantaran Waduk Saguling karena sawahnya kering lumayan banyak ada 500 orang. Tersebar di RW 02, 06, 05, 07, dan 08, 09, 10, 11, dan RW 16. Rata-rata tanam sayuran, umbi-umbian, dan tanaman lain yang cepat panen," kata Wawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanah Longsor Terjang Komplek Pesantren di Sukabumi, Penjaga Keamanan Tewas

Tanah Longsor Terjang Komplek Pesantren di Sukabumi, Penjaga Keamanan Tewas

Bandung
Terjadi Lagi, Truk Tambang Tabrak Warung di Parung Panjang Bogor

Terjadi Lagi, Truk Tambang Tabrak Warung di Parung Panjang Bogor

Bandung
Jalani Tradisi Seba, 1.500 Warga Baduy Datang ke Pemkab Lebak

Jalani Tradisi Seba, 1.500 Warga Baduy Datang ke Pemkab Lebak

Bandung
Memburu 3 Pembunuh Vina

Memburu 3 Pembunuh Vina

Bandung
Angkot Rombongan Pelajar SMPN 4 Cimahi Kecelakaan di Kota Bandung, 3 Siswa Terluka

Angkot Rombongan Pelajar SMPN 4 Cimahi Kecelakaan di Kota Bandung, 3 Siswa Terluka

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan HP Baru

Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan HP Baru

Bandung
Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Bandung
Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Bandung
Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bandung
Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Bandung
3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Jaminan Perlindungan Petugas Pilkada 2024

Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Jaminan Perlindungan Petugas Pilkada 2024

Bandung
Bima Arya 'Menjemput Takdir' di Kantor DPD Golkar Jabar

Bima Arya "Menjemput Takdir" di Kantor DPD Golkar Jabar

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com