Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergerakan Tanah di Cirebon, 4 Rumah Retak dan 50 Lainnya Terancam

Kompas.com - 22/08/2023, 22:35 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Sebanyak empat rumah warga di Dusun Gunakarya, Desa Gumulungtonggoh, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, retak-retak, Selasa (22/8/2023).

Kerusakan ini terjadi akibat tebing dekat pemukiman terus longsor hingga membuat tanah pemukiman warga terus bergerak.

Pemerintah desa mendata ada sekitar 50 rumah warga lainnya terancam karena berada di sekitar tebing. Pemdes melaporkan kondisi tersebut kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon untuk segera dicarikan solusi.

Baca juga: Permukiman di Bandung Barat 3 Kali Diterjang Pergerakan Tanah, Diduga Imbas Pembangunan PLTA Cisokan

Pantauan Kompas.com di lokasi pada Selasa (22/8/2023) petang, kerusakan rumah warga akibat pergerakan tanah masih terjadi. Tembok atau dinding ke empat rumah warga setempat mengalami retak-retak.

Keretakan itu bervariasi dan tersebar di seluruh sisi dinding rumah warga. Bahkan keretakan membuat sebagian dinding terlihat dari bagian dalam ke bagian luar rumah.

Kepala Dusun Gunakarya, Andri Hidayat menunjukan rumah Siti Rokayah (37), yang tinggal di RT 1 RW 7. Rumah Siti terdampak tanah bergerak hingga retak di sejumlah dinding rumahnya.

“Ini rumah yang pertama. Retaknya hampir terjadi di seluruh dinding dalam hingga keluar. Ada yang retaknya berukurannya sekitar dua hingga tiga sentimeter hingga menembus ke sisi sebelahnya,” kata Andri saat meninjau rumah Siti.

Tak hanya di dinding, keretakan bangunan rumah ini juga terjadi di lantai dasar. Sejumlah keramik di rumahnya banyak yang retak dan pecah. Meski berulangkali diganti, keramik tersebut kembali retak dan terbuka.

Sebagai pemilik rumah, Siti Rokayah mengaku lelah memperbaiki retakan yang terjadi sejak beberapa waktu lalu. Pasalnya, hanya hitungan hari dan minggu retakan yang ditambal, kembali terbuka dan membesar.

“Hampir semua retak dan rusak mas. Sudah diganti tuh keramik, retak lagi. Retak lagi. Pintu sudah dipotong disesuaikan, masih macet lagi karena tanah yang tidak stabil. Dibetulin juga berubah terus sih,” kata Siti saat ditemui di rumahnya.

Siti serta anggota keluarga lainya, terus merasa takut adanya potensi ancaman longsor yang akan terjadi. Pasalnya, jarak bagian dapur dan kamar belakangnya berdekatan dengan tebing.

Pergerakan ini terjadi sejak beberapa bulan lalu, dan yang paling dirasa dalam satu pekan lalu. Hingga Siti memutuskan untuk melaporkan ke perangkat desa terkait kondisi tanah bergerak untuk mendapatkan solusi.

Siti takut, pergerakan tanah semakin parah dan mengancam keselamatan dua orang anak serta dua orang tuanya yang tinggal bersama.

Andri menambahkan, pergerakan tanah di sekitarnya akibat kawasan tebing yang terus longsor. Tebing yang sebelumnya kokoh dan berjarak cukup jauh dari pemukiman terus menjorok ke sisi sungai besar.

Baca juga: 3 Tanggul Sungai di Lamongan Alami Pergeseran Tanah, Rumah Warga Terancam

Kondisi tanah yang amblas membuat jarak antara ujung tebing dengan pemukiman warga juga kian dekat. Hal ini terjadi cukup memanjang hingga kondisi ini mengancam sekitar 40 hingga 50 rumah warga sekitar.

“Sebagian retak-retak, temboknya, lantainya juga. Hari ini ada 4 rumah yang retak, dan rumah yang terdampak ada sekitar 40 hingga 50 menit,” kata Andri.

Andri menerangkan, sejak menerima laporan dari warga tiga hari lalu, dirinya langsung melaporkan kepada perangkat Desa Gumulungtonggoh, serta dilakukan beberapa pertemuan dengan pihak lain termasuk BPBD dan lainnya untuk mencarikan solusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Bandung
Tolak Berhubungan Intim, Istri di Cianjur Ternyata Laki-laki

Tolak Berhubungan Intim, Istri di Cianjur Ternyata Laki-laki

Bandung
Gula Cakar, Si Manis Khas Majalengka yang Mulai Langka

Gula Cakar, Si Manis Khas Majalengka yang Mulai Langka

Bandung
Suami di Cianjur Baru Tahu Istrinya Ternyata Laki-laki Usai 12 Hari Menikah

Suami di Cianjur Baru Tahu Istrinya Ternyata Laki-laki Usai 12 Hari Menikah

Bandung
Puluhan Warga Purwakarta Keracunan, Diduga karena Hidangan Sunatan

Puluhan Warga Purwakarta Keracunan, Diduga karena Hidangan Sunatan

Bandung
7 Orang Alami Pembacokan di Cicalengka, Pelaku Diduga Gerombolan Bermotor

7 Orang Alami Pembacokan di Cicalengka, Pelaku Diduga Gerombolan Bermotor

Bandung
Pelaku Mutilasi di Ciamis Ditahan di Sel Khusus, Ini Alasannya

Pelaku Mutilasi di Ciamis Ditahan di Sel Khusus, Ini Alasannya

Bandung
7 Pengguna Jalan di Cicalengka Jadi Korban Pembacokan OTK

7 Pengguna Jalan di Cicalengka Jadi Korban Pembacokan OTK

Bandung
Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Bandung
Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Bandung
Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Bandung
Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com