BANDUNG BARAT, KOMPAS.com- Kondisi penumpukan sampah di perkotaan Bandung Raya, Jawa Barat, semakin mengkhawatirkan setelah 12 hari TPA Sarimukti ditutup imbas kebakaran hebat.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat mencatat, 1.600 ton lebih sampah di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, terpaksa menumpuk tidak terangkut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bandung Barat Ade Zakir mengatakan, ribuan ton sampah yang menumpuk itu berdasar asumsi rata-rata 150 ton sampah per hari yang diakumulasi selama TPA Sarimukti berhenti beroperasi.
"Kurang lebih jumlahnya ada 1.600 ton sampah menumpuk. Itu kalau diakumulasikan selama tak terangkut," ujar Ade saat dihubungi, Rabu (30/8/2023).
Baca juga: Bandung Raya Darurat Sampah, TPS Liar Mulai Bermunculan
Penumpukan sampah ini menjadi persoalan baru di wilayah permukiman masyarakat, bau tak sedap dan ancaman penyakit menjadi kekhawatiran tersendiri warga akan timbunan sampah yang tak terangkut.
Saat ini, Pemkab Bandung Barat masih menunggu keputusan Pemprov Jabar mengenai penyediaan zona darurat sebagai tempat pembuangan sampah sementara sampai penanganan kebakaran selesai.
Di sisi lain, Pemkab Bandung Barat tengah menyiapkan beberapa opsi untuk penanggulangan darurat sampah yang terjadi.
Setidaknya ada tiga opsi penanggulangan sampah yang menjadi pilihan untuk penanganan sampah.
"Pertama, apakah kita mengaktivasi bekas TPA yang pernah ada di Lembang, tapi kita masih pikirkan kemungkinannya untuk mengaktivasi minimal untuk melayani warga di Kecamatan Lembang," kata Ade.
Baca juga: Camat di Bandung Diminta Cari Lahan untuk Kubur Sampah yang Menumpuk
Ade menjelaskan, lahan bekas TPA yang dimaksud merupakan aset Pemkab Bandung Barat dengan luas tiga hektar di Kampung Pasir Buluh, Desa Wangunharja, Kecamatan Lembang.
"Itu untuk melayani persampahan di kecamatan Lembang, syukur-syukur kalau bisa bergeser ke kecamatan Parongpong dan Cisarua," imbuhnya.