BOGOR, KOMPAS.com - Semburan air disertai gas yang muncul di tengah permukiman warga di Kampung Leuwikotok RT 02 RW05, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sudah berhenti setelah 20 jam menyembur dan mengeluarkan bau.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Mochamad Adam Hamdani mengatakan, semburan gas berhenti setelah 20 jam menyembur atau sejak Rabu (11/10/2023) sore sampai Kamis (12/10/2023) siang.
Baca juga: Muncul Semburan Gas di Bogor, Puluhan Warga Diungsikan
"Semburan gas berhenti tadi 11.30 WIB setelah 20 jam menyembur dan sekarang air sudah tidak ada yang keluar, walaupun masih ada bau gas dan uapnya masih kelihatan (keluar)," kata Adam saat ditemui di lokasi, Kamis.
Meski berhenti, kata dia, saat ini tim diterjunkan ke lapangan untuk berjaga sambil mengimbau warga supaya tidak mendekat.
Kini, area kontrakan tempat semburan gas tersebut sudah dilakukan penutupan.
Pihaknya masih harus menunggu sampai tiga hari ke depannya. Sebab, kondisi di lokasi masih rawan.
Setelah itu, sambung dia, tim akan disampaikan apakah sudah aman atau tidak sehingga warga bisa kembali ke kontrakan.
"Sudah kita evakuasi warga di kos-kosan ini untuk keluar sementara," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, semburan air bercampur gas alam muncul di tengah permukiman warga di Kampung Leuwikotok RT 02 RW05, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Akibatnya, 52 jiwa terpaksa diungsikan untuk sementara waktu.
BPBD setempat memastikan bahwa tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan dari semburan gas alam tersebut. Namun, terdapat korban mengungsi terdiri dari orang dewasa hingga balita.
Baca juga: Muncul Semburan Gas Saat Warga di Bogor Gali Sumur, Keluarkan Bau dan Suara Ledakan
Peristiwa semburan gas itu berawal dari aktivitas pengerjaan sumur bor dengan kedalaman lebih kurang 100 meter.
Saat pengeboran, tiba-tiba terjadi semburan air bercampur gas dari dalam sumur bor di area kontrakan tersebut.
Setelah itu, tim dan petugas dari Pertamina (PGN) melakukan pengukuran gas metana di beberapa lokasi dekat lokasinya kebocoran gas tersebut.
Setelah diukur dengan alat ukur khusus gas metana, terdapat kandungan gas metana diatas 3.882 ppm-m dan pengecekan selanjutnya terukur di atas 14.000 ppm-m.
Setelah diukur dengan alat deteksi gas milik BPBD terdapat kandungan H2S angka 0 s/d 1 tidak konsisten, Combex angka 0 s/d 5 tidak konsisten, dan CO2 angka 0 s/d 15 tidak konsisten.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.