Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berumur Satu Abad, Restoran Braga Permai Kenalkan Sejarah lewat Kuliner

Kompas.com - 06/11/2023, 06:27 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

BANDUNG, KOMPAS.com - Braga Permai merupakan salah satu ikon kuliner di Kota Bandung, Jawa Barat, yang sudah bertahan selama satu abad.

Selain menyuguhkan makanan yang enak, restoran yang terletak di Jalan Braga No 58 Bandung ini, mencoba mengenalkan sejarah melalui kuliner.

Baca juga: Kisah Braga Permai, Restoran Legendaris di Bandung yang Bertahan 100 Tahun

Sejarah Braga Permai

Restoran ini didirikan oleh L Van Bogerijen pada tahun 1918 di Jalan Lembong dengan nama Moison Bogerijen yang berarti 'Rumah Bogerijen'.

Kemudian pindah ke Jalan Braga pada 1 November 1923 karena luas bangunan sebelumnya tak cukup menampung tamu yang datang.

"Perpindahan dari Jalan Lembong ke Jalan Braga itulah ditetapkan sebagai hari lahirnya restoran ini," ujar Marketing Braga Permai, Muhammad Fikri (25), saat ditemui Kompas.com di lokasi, Sabtu (4/11/2023).

Baca juga: Catat, 10 Event Unggulan Kota Bandung di 2024

Pada saat itu, Moison Bogerijen merupakan tempat makan elit bagi kalangan atas bangsa Belanda atau Eropa yang tinggal di Hindia Belanda. Menu favorit para tamu yakni bitterballen, steak lidah, dan poffertjes.

Kelezatan menu yang dihidangkan restoran ini bahkan sampai ke telinga Ratu Kerajaan Belanda, Wilhelmina. Orang nomor satu di Negeri Kincir Angin itu sampai datang ke Kota Bandung.

"Sekitar tahun 1924 atau 1925 kedatangan Ratu Wilhelmina. Moison Bogerijen pun dipercaya sebagai catering yang menyajikan menu-menu di jamuan. Akhirnya dapat lambang agung dari Kerajaan Belanda sebagai restoran yang menyajikan makanan untuk kalangan kelas atas," tutur dia.

Ada dua alasan, restoran Moison Bogerijen mengubah namanya menjadi Braga Permai.

Pertama, pada tahun 1960-an, sebagian bangunan restoran mengalami kebakaran yang mengharuskan dilakukannya renovasi.

Kedua, Pemerintah Indonesia yang dimpimpin Presiden Soekarno saat itu melarang usaha atau toko memakai nama yang berbau Belanda atau kebarat-baratan.

"Tahun 1950 ke 60-an restoran sempat mengalami kebakaran. Lalu awal-awal kemerdekaan, orang Belanda dan lainnya pulang ke Eropa dan kepemilikan restoran berganti ke keluarga Soetantio," kata Fikri.

"Ditambah lagi juga ada desakan untuk mengindonesiakan segala sesuatu yang berbau Belanda, maka nama restoran berganti menjadi Braga Permai," tambahnya.

Sementara itu, nama Braga Permai dipilih karena konsep restoran ini semi terbuka atau outdoor. "Dari belakang sampai depan itu, konsepnya terbuka," ucap Fikri.

Mengenalkan Sejarah Lewat Kuliner

Fikri menjelaskan, restoran yang terkenal dengan payung merahnya ini sampai sekarang masih mempertahankan menu yang sudah ada sejak awal berdiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com