Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Cacar Monyet di Cirebon Punya Riwayat Perjalanan ke Luar Kota

Kompas.com, 13 November 2023, 19:16 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar), membenarkan bahwa salah satu warganya positif terpapar penyakit Cacar Monyet atau Monkey Pox.

Kadis Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Neneng Hasanah mengaku pihaknya langsung bergerak cepat usai menerima laporan tersebut.

“Kami langsung menindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi, kemudian melakukan pemeriksaan lewat sampel tersebut," kata Neneng, Senin (13/11/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

"Pada Jumat (10/11/2023) malam, hasil sampel tersebut dinyatakan positif. Hanya satu orang,” sambungnya.

Gejala yang dialami pasien

Neneng menjelaskan, pasien sempat mengalami sejumlah gejala, seperti demam, nyeri pada persendian, dan lesi atau benjolan sebanyak 15-26 titik.

Baca juga: Pemprov Jabar Tetap Pakai PP Nomor 51 untuk Tetapkan UMP dan UMK 2024

“Gejala sebelumnya memang ada demam, ada nyeri persendian, ada lesi 15-26 titik, tidak terlalu banyak. (Lesi) Ada di wajah dan tangan,” ujar Neneng.

Menurutnya, sekarang pasien dalam kondisi stabil dan sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

Sumber penularan

Neneng menyampaikan, saat ini pihaknya juga sedang menyelidiki lebih lanjut untuk mengetahui penyebab penularan penyakit Cacar Monyet terhadap pasien tersebut.

“Pekerjaannya freelance, usianya 24 tahun," ucap Neneng.

"Saat ini (pasien) sedang isolasi mandiri di rumah karena kondisi kesehatannya bagus," lanjutnya.

Baca juga: Mahasiswi Gadungan Ajak Orangtuanya Hadiri Wisuda dan Ditolak Masuk

Akan tetapi, dia menambahkan, pasien memiliki riwayat perjalanan ke luar kota sebelum dinyatakan terinfeksi Cacar Monyet.

"Riwayat perjalanan (pasien) dari Bekasi dan Subang," ungkapnya.

Upaya antisipasi

Neneng memastikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon telah siap menangani kasus Cacar Monyet di wilayahnya.

“Untuk kesiapan faskes (fasilitas kesehatan), kamk punya 12 rumah sakit dan 60 puskesmas," bebernya.

Baca juga: 24 Kilogram Limbah Medis Dibuang Sembarangan di Buleleng

"Tentunya dengan belajar dari pandemi Covid-19, kamk bisa menanganinya. Kondisi monkeypox penularannya tidak seperti Covid-19, karena ini hanya kontak erat atau bersentuhan," paparnya.

Selain meminta tetap waspada, Neneng pun mengimbau agar masyarakat menerapkan perilaku hidup sehat guna mengantisipasi penyebaran penyakit Cacar Monyet.

Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul "BREAKING NEWS: Satu Warga Kabupaten Cirebon Positif Cacar Monyet, Kadinkes Angkat Bicara"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau