BANDUNG, KOMPAS.com - Isu darurat sampah di Kota Bandung menjadi inspirasi TPS 25 di Jalan Lio Genteng, Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung, untuk memanfaatkan sampah menjadi dekorasi TPS.
Pantauan Kompas.com, di TPS tersebut, sampah-sampah anorganik yang dimanfaatkan yakni tutup botol dirangkap menjadi tulisan.
Lalu bungkus minuman sachet dianyam seperti tikar, botol air mineral dibuat seperti kolam dan air mancur, hingga kardus bekas yang dipotong menjadi tulisan.
Baca juga: Tiga TPS di Kota Magelang Rawan Konflik Sosial
"TPS 25 ini dekorasinya berkonsep dari barang-barang sampah atau barang barang bekas. Karena warga Kota Bandung sekarang sudah harus memilah sampah dari rumahnya, " kata Sandi Syarif, Ketua Kelompok Panitia Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 25 di Bandung, Selasa (13/2/2024).
Sandi menambahkan, sampah-sampah anorganik yang digunakan untuk dekorasi TPS 25 berasal dari sampah warga yang telah dipilah antara organik dan anorganik.
Rencananya, sampah-sampah tersebut akan disetorkan ke bank sampah.
Baca juga: Pj Gubernur Jabar Mencoblos di Jalan Garut Kota Bandung, Dekat Rumah Ibunya
"Karena memang di Kelurahan Nyengseret sudah ada bank sampah, jadi organik dan anorganik sudah terpisah. Ini sampah dari warga kita pinjam untuk dijadikan dekorasi TPS, setelah ini kita tabungin ke bank sampah, " bebernya.
Sandi memastikan, uang yang dikeluarkan KPPS untuk dekorasi menggunakan sampah tidak banyak.
"Tidak mengeluarkan uang banyak, paling beli lem saja karena semuanya sampah yang kita manfaatkan," beber dia.
Dalam proses pemungutan suara besok, Sandi mengatakan, anggota KPPS TPS 25 juga akan menyosialisasikan kepada 269 DPT yang terdaftar untuk memilah sampah organik dan anorganik di rumah, untuk kemudian disetorkan ke bank sampah.
"Kita juga ingin memberikan pemahaman kepada warga, karena selama ini warga nggak tau kalau sampah bernilai jual mahal. Selama ini kebanyakan sampah dibuang atau dikilo, paling berapa sekilonya. Tapi setelah sampah diubah menjadi barang, nilai jualnya lebih mahal," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.