BANDUNG.KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menetapkan kawasan di Kampung Pasirgombong RT 04 RW 03, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat sebagai kawasan zona merah pergerakan tanah lantaran.
Gerakan tanah ini telah mengakibatkan satu rumah rusak berat, enam rumah rusak ringan, dan 32 rumah terancam.
Bangunan Sekolah Dasar Negeri Babakan Talang 1 juga roboh serta halaman sekolah mengalami amblas kurang lebih 20 sentimeter.
Baca juga: Pergerakan Tanah di Bandung Barat Meluas, 192 Warga Mengungsi
Plt Kepala Badan Geologi M. Wafid menjelaskan berdasarkan analisis yang telah dilakukannya, secara umum lokasi bencana berada di 990 meter diatas permukaan laut, dan merupakan perbukitan bergelombang dengan kemiringan lereng landai sampai curam.
Wafid menilai, penyebab tanah longsor ini karena kemiringan lereng yang curam hingga curah hujan yang tinggi sebelum dan pada saat terjadinya bencana.
"Bidang lemah berupa kontak antara tanah pelapukan dengan batuan yang bersifat lebih kedap dan berfungsi sebagai bidang gelincir," ucap Wafid melalui keterangan tertulisnya.
Untuk itu, Wafid merekomendasikan agar warga yang tinggal di sekitar lokasi untuk tetap waspada ketika saat hujan dalam waktu yang cukup lama.
"Karena dikhawatirkan terjadi longsor susulan. Masyarakat di sekitar lokasi bencana atau bahaya sebaiknya diungsikan dulu ke tempat yang lebih aman," ucapnya.
Baca juga: Pergerakan Tanah Rusak Puluhan Rumah dan Sekolah di Bandung Barat
Antisipasi potensi longsor susulan dan aliran bahan rombakan, mengingat daerah tersebut masih rawan longsor serta material longsoran di kaki gunung masih banyak terutama jika turun hujan.
"Apabila gerakan tanah terus berkembang, maka bangunan yang rusak dan terancam di daerah tersebut perlu direlokasi ke lokasi yang aman," tuturnya.
Wafid juga mengimbau agar saluran air permukaan dibenahi agar lebih kedap air dan mampu menampung air jika debit air meningkat saat hujan.
Tidak melakukan pengembangan pemukiman di area terdampak, serta tidak melakukan aktifitas yang dapat mengganggu kestabilan lereng.
"Jika muncul retakan di sekitar lereng tersebut agar segera ditutup dengan tanah dan dipadatkan untuk mengurangi peresapan air ke dalam tanah serta mengarahkan aliran air menjauh dari retakan," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.