Editor
KOMPAS.com–Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Jawa Barat, mulai menerapkan sistem pembayaran parkir menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk meningkatkan pendapatan daerah dari retribusi parkir.
Kepala Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) Parkir Dishub Kota Bandung Yogi Mamesa menjelaskan, penerapan QRIS bertujuan untuk memudahkan masyarakat melakukan pembayaran parkir secara non-tunai.
"Alhamdulillah, di Kota Bandung kami membuat terobosan untuk meningkatkan pendapatan dari sektor parkir di jalan dengan metode pembayaran barcode QRIS," ujar Yogi di Bandung, Kamis (3/10/2024), seperti dilansir Antara.
Baca juga: Rayakan Harhubnas 17 September, Bayar Parkir di Kota Semarang Pakai QRIS Hanya Rp 53
Yogi menjelaskan, Dishub Bandung sedang melakukan uji coba penerapan QRIS di kawasan Banceuy dan Jalan ABC.
Sebagai bagian dari sosialisasi, 25 rompi akan diberikan kepada juru parkir di lokasi tersebut.
"Saat ini, ada 1.076 juru parkir (jukir) di lapangan. Untuk uji coba, kami mulai di dua lokasi. Insya Allah, jika dalam tiga bulan ada peningkatan, penerapannya akan diperluas ke jalan-jalan lain. Sosialisasi juga sudah dilakukan," tambah Yogi.
Ia menekankan, penambahan metode pembayaran dengan QRIS bertujuan mempermudah masyarakat.
Pada masa depan, penerapan QRIS akan diberlakukan secara bertahap di seluruh Kota Bandung.
"Program ini kami luncurkan untuk mempermudah masyarakat dan meningkatkan pendapatan dari sektor parkir," ungkapnya.
Baca juga: Mudahkan Pembeli, 3,36 Juta UMKM di Jateng Pakai QRIS, Terbanyak Keempat Se-Indonesia
Yogi berharap, dengan metode pembayaran baru ini, celah kecurangan dalam pencatatan bisa diminimalkan.
Oleh karena itu, Dinas Perhubungan Bandung terus menggenjot pendapatan daerah melalui sosialisasi pembayaran parkir via QRIS.
"Mesin parkir tetap bisa digunakan, karena mesin parkir juga bagian dari upaya meningkatkan pendapatan. Dengan adanya QRIS, kami berharap pendapatan semakin meningkat," lanjut Yogi.
Pada 2023, pendapatan parkir mencapai Rp 11,1 miliar. Angka tersebut menunjukkan tren peningkatan selama tiga tahun terakhir, dengan pendapatan sebesar Rp 6,5 miliar pada 2021 dan Rp 9 miliar pada 2022.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang