Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Ini Tinggalkan Pacar yang Terjatuh demi Hindari Razia di Bandung

Kompas.com, 30 Mei 2025, 22:39 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com – Sebuah insiden tak terduga terjadi saat razia knalpot brong yang digelar oleh Polresta Bandung di Jalan Raya Katapang-Soreang, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.

Seorang pengendara motor nekat melarikan diri saat dicegat oleh petugas gabungan, yang terdiri dari Polresta Bandung, TNI, Dishub, dan Polisi Militer.

Dalam usaha untuk kabur, pengendara tersebut menyebabkan penumpangnya, yang diduga pacar, terjatuh.

Tragisnya, pengendara itu memilih untuk melarikan diri dan meninggalkan perempuan tersebut di lokasi kejadian.

Baca juga: Razia di Lapas Pekanbaru, Petugas Temukan 98 Ponsel hingga Senjata Tajam Rakitan

Kapolresta Bandung, Kombes Pol Aldi Subartono, membenarkan insiden tersebut. "Iya, tadi ada pengendara yang sempat kabur. Kemudian ada yang jatuh, seorang perempuan dan ditinggal pengendaranya. Katanya itu pacarnya. Saat ini perempuan itu sedang kami obati," ujar Aldi kepada wartawan.

Razia gabungan knalpot brong tersebut dilakukan secara serentak di wilayah hukum Polresta Bandung.

Aldi menjelaskan bahwa operasi ini difokuskan untuk menindak pengendara yang menggunakan knalpot brong.

"Razia ini kami lakukan serentak sampai ke polsek jajaran. Tadi kami mendapatkan laporan, sudah kami sita sekitar hampir 70 knalpot brong di titik ini saja," tambahnya.

Latar belakang razia ini adalah keluhan masyarakat terkait banyaknya pengendara yang menggunakan knalpot brong.

Aldi menegaskan bahwa pihaknya akan bertindak tegas dalam merazia para pengendara tersebut.

Ia berharap razia ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat di Kabupaten Bandung untuk tidak menggunakan knalpot brong.

Aldi juga mengingatkan bengkel-bengkel agar tidak memfasilitasi pemasangan knalpot brong.

"Kami mengimbau kepada bengkel-bengkel yang ada di wilayah Kabupaten Bandung ini untuk tidak memfasilitasi masyarakat yang ingin memasang knalpot brong. Karena selain melanggar aturan, sangat mengganggu pengendara lain ketika berkendara di jalan," ujarnya.

Baca juga: 25 Preman Terjaring Razia di Pasar Banjaran Kabupaten Bandung

Kapolresta Bandung menekankan komitmen pihaknya untuk terus melakukan razia knalpot brong secara konsisten hingga tidak ada lagi yang menggunakan.

Pengendara yang terjaring razia akan langsung dicopot knalpot brongnya dan ditilang.

"Kami akan konsisten sampai benar-benar knalpot brong di wilayah Kabupaten Bandung ini benar-benar zero atau nol. Oleh karena itu, sekali lagi kami tidak bisa bekerja sendiri, butuh juga bantuan dan kesadaran masyarakat agar tidak menggunakan knalpot brong," tutup Aldi.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Miris, Pengendara Motor di Kabupaten Bandung Tinggalkan Pacar yang Jatuh Saat Kabur Hindari Razia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau