Pada tahun 1810, Daendels pun memulai proyek mercusuar dengan membangun jalan raya sepanjang 1.000 kilometer.
Jalan yang diberi nama Jalan Raya Pos atau De Grote Postweg itu menghubungkan ujung barat dan ujung timur Jawa. Salah satu kota yang dilintasi jalan ini adalah Bandung.
Bandung kian populer dengan adanya Jalan Raya Pos ini. Komunikasi lintas budaya pun terjadi di Bandung.
Baca juga: Mengenang Peristiwa Bandung Lautan Api, Bagaimana Sejarahnya?
Keindahan Bandung rupanya mengingatkan orang-orang Barat akan indahnya Paris di Prancis. Maka Bandung lantas dijuluki “Paris van Java” atau Paris-nya Pulau Jawa.
Namun Entin Supriatin dalam buku Otobiografinya yang berjudul Deritapun Dapat Ditaklukkan, menjelaskan versi lain Bandung dijuluki Paris van Java.
Menurutnya, di Jalan Braga terdapat banyak toko yang menjual barang-barang, terutama fesyen dari Paris.
Ada satu toko pakaian yang terkenal saat itu, yaitu Modemagazinj ‘au bon Marche’. Toko ini menjual gaun wanita mode Paris.
Secara administratif dimulai pada abad ke-19. Kota ini berdiri atas kehendak Bupati Bandung ke-6, yaitu RA. Wiranatakusumah II (1794-1829).
Sosok RA. Wiranatakusumah II saat ini dikenal sebagai “Pendiri Kota Bandung”.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.