Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Gedung Sate: Penamaan, Isi, Arsitek, dan Pemindahan Ibu Kota

Kompas.com, 19 Januari 2022, 00:09 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Gedung Sate merupakan bangunan khas di Kota Bandung sebagai kantor gubernur Jawa Barat.

Gedung Sate merupakan bangunan mencapuradukkan gaya arsitektur yang membuat Gedung Sate tampil menawan dan selalu menempel dalam ingatan setiap bertandang ke Bandung.

Pada zaman kolonial gedung yang saat ini beralamat di Jl. Diponegoro No 22 Bandung dikenal dengan nama bangunan Gouvernements Bedrijven disingka "GB" atau Pusat Administrasi Pemerintah.

Gedung Sate dirancang oleh arsitek Belanda Ir. J. Gerber dari Jawatan Gedung-gedung Negara (landsgebouwendients), dibantu oleh sebuah tim yang terdiri dari Kol Geni (Purn) V.L. slor dari Genie Militair, Ir, E.H. De Roo dan Ir. G. Hendriks yang mewakili Bugerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau PU dan Gemeentelijk Bouwbedriff (perusahaan bangunan kotapraja) Bandung.

Para arsitek tersebut merancang Gedung Sate dengan langgam arsitektur terispirasi gaya bangunan Italia di Zaman Renaissance.

Baca juga: 7 Kuliner Legendaris Sekitar Gedung Sate Bandung, Ada Sate Jando dan Roti Gempol

Seperti bangunan yang didirikan oleh BOW, selain mengungkapkan kesan anggun, indah, megah, dan monumental, penataan bangunan umumnya berbentuk simetris.

Selain itu juga, adanya pemakaian elemen lengkung yang ritmis, berulang-ulang (repetisi) sehingga menciptakan irama arsitektur yang menyenangkan, indah, dan unik.

Perpaduan Arsitektur Timur dan Barat Gedung Sate

Pada, dinding fasade depan Gedung Sate terdapat ornamen berciri tradisional, seperti pada bangunan candi-candi Hindu. Sedangkan ditengah-tengah bangunan induk Gedung sate, tegak berdiri menara dengan atap tersusun atau yang disebut "tumpang", seperti Meru di Bali atau atap Pagoda.

Di bagian atas atap, ada bagian yang menjulang menyerupai tusukan sate. Secara populer, rakyat memberi nama gedung itu "gedung Sate".

Bangunan menjadi unik bentuknya, karena merupakan eksperimen dari pencarian sebuah identitas arsitektur tradisional Indonesia dengan kemahiran konstruksi barat. Hal ini dapat dilihat dari bangunan gedung sate atau bangunan induk kampus ITB, yang sering disebut sebagai Indo Europeeschen Architectuur stijl atau Gaya Arsitektur Indonesia Eropa.

Gedung Sate di Bandung, Jawa Barat.KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI Gedung Sate di Bandung, Jawa Barat.

Baca juga: Seabad Gedung Sate, Fondasi Batu Bulat Anti-gempa dan 6 Juta Gulden

Maestro Arsitek dari Negeri Belanda Dr Hendrik Petrus Berlage dalam kunjungan ke Bandung pada April 1923 menyatakan bahwa bangunan Gedung Sate beserta kompleks Pusat Perkantoran Instansi Pemerintah Sipil Hindia Belanda di Bandung merupakan karya besar.

Rencana Pemindahan Ibu Kota Hindia Belanda di Bandung

Pembangunan Gedung Sate erat kaitannya dengan rencana Pemerintah Kolonial Belanda di zaman Gubernur Jenderal J.P. Van Limburg Stirum yang memerintah pada 1916-1921.

Ia melaksanakan usulan H.F. Tileman, 1916, seornag ahli kesehatan lingkungan dari Semarang agar ibu kota Nusantara, Hindia Belanda, dipindahkan dari Batavia ke Bandung.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau