Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung di Garut yang Miliki Banyak Anak Tolak KB dan Program Pemerintah Lainnya

Kompas.com - 02/03/2022, 19:54 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

 

GARUT, KOMPAS.com – Warga Kampung Sidareang Garut yang kebanyakan warganya memiliki anak dengan jumlah banyak, ternyata juga banyak menolak program pemerintah, tidak hanya program Keluarga Berencana (KB).

“Program vaksinasi juga kalau tokoh kelompok masyarakatnya tidak ikut, mereka tidak ikut, tapi program-program ekonomi mereka menerima,” jelas Undang Wahyu, Kepala Dusun III Desa Cintanagara, Selasa (2/3/2022) saat ditemui di Kantor Kecamatan Cigedug.

Baca juga: Kampung di Garut Ini Warganya Rata-rata Punya Banyak Anak hingga Belasan, Kartu Keluarga 2 Lembar

Menurut Undang, saat ini untuk vaksinasi, jumlah warga yang telah menjalani vaksinasi jumlahnya mencapai 70 persen. Hal itu bisa terjadi karena tokoh kelompoknya mengikuti vaksin.

Masyarakat Kampung Sidareang sendiri, memang tergabung dalam kelompok yang berkaitan dengan ajaran agama yang mereka anut.

“Jadi kalau datangnya dari kelompok mereka, warga mau datang dan ikut, tapi kalau dari pemerintah desa, tidak mau,” jelasnya.

Baca juga: Ayah di Pekanbaru Perkosa Anak Kandung Selama 10 Tahun hingga Melahirkan 3 Orang Anak

Karena berkaitan dengan keyakinan warga, menurut Undang, hal yang terjadi di Kampung Sidareang, sudah berlangsung turun-temurun, termasuk budaya memiliki banyak anak.

Padahal, rata-rata warga di kampung tersebut bermata pencaharian petani, buruh tani atau berdagang.

Sulitnya mengajak warga Kampung Sidareang mengikuti program pemerintah seperti program Keluarga Berencana (KB), diakui oleh Petugas Penyuluh KB di Desa Cintanagara Elis Widaningsih.

Elis yang juga Sekretaris Desa Cintanagara menuturkan, warga menolak mengikuti program KB meski tiidak diucapkan secara langsung.

“Dari hasil Pendataan Keluarga (PK), jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di kampung tersebut ada 125 pasangan, 85 jadi peserta KB, 40 bukan,” katanya.

Baca juga: 1.367 Anak di Kota Semarang Alami Stunting, Wali Kota Ungkap Penyebabnya

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Garut Yayan Waryana mengakui, pihaknya telah mendengar laporan dari petugas penyuluh Keluarga Berencana (KB) yang melakukan pembinaan di kampung tersebut.

“Hari ini kita melakukan staf meeting bersama kepala UPT KB dan seluruh pegawai KB di Kecamatan Cigedug,” katanya.

Setelah mendengar permasalahan yang ada dari para pelaksana teknis di lapangan, menurut Yayan, dirinya langsung melakukan pendekatan ke tokoh-tokoh formal yang ada di Kecamatan Cigedug seperti menemui camat, kepala desa, kepala puskesmas dan bidan koordinator yang ada di Puskesmas Cigedug hingga kepala dusun setempat.

“Besok bersama Kemenag dan MUI kita akan bersilaturahmi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda,” katanya.

Yayan mengakui adanya penolakan program Keluarga Berencana (KB) dari masyarakat.

Namun, bukan hanya program KB yang ditolak oleh warga di kampung tersebut, program vaksinasi misalnya. Karenanya, perlu ada pendekatan ke tokoh masyarakat setempat.

“Inii jadi garapan khusus lintas sektoral untuk bersosialisasi program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), program kependudukan, KB dan kesehatan reproduksi,” katanya.

Setelah program sosialisasi dan pendekatan terhadap tokoh masyarakat dilakukan, menurut Yayan, pihaknya baru akan melakukan pelayanan dengan cara mendekatkan pelayanan ke lokasi kampung tersebut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Bandung
Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Bandung
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Bandung
Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Bandung
Gubernur Jabar Buka Gedung Pakuan untuk Umum, Ada 'Tour Guide' Gratis

Gubernur Jabar Buka Gedung Pakuan untuk Umum, Ada "Tour Guide" Gratis

Bandung
21.000 Warga Jabar Terserang DBD selama 2024, 177 Meninggal Dunia

21.000 Warga Jabar Terserang DBD selama 2024, 177 Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Fakta di Balik Bencana Longsor di Garut, Dipicu Hujan Deras dan 3 Warga Tewas

Fakta di Balik Bencana Longsor di Garut, Dipicu Hujan Deras dan 3 Warga Tewas

Bandung
Longsor di Jalur antara Stasiun Cilame-Sasaksaat, 5 KA Terganggu

Longsor di Jalur antara Stasiun Cilame-Sasaksaat, 5 KA Terganggu

Bandung
Tim SAR Temukan Korban Terakhir Longsor di Garut, Operasi Ditutup

Tim SAR Temukan Korban Terakhir Longsor di Garut, Operasi Ditutup

Bandung
Perlu Waspada, Jentik Nyamuk Pun Ada di Wadah Air Dispenser

Perlu Waspada, Jentik Nyamuk Pun Ada di Wadah Air Dispenser

Bandung
2 Anak yang Tertimbun Longsor di Garut Ditemukan

2 Anak yang Tertimbun Longsor di Garut Ditemukan

Bandung
Ajak ASN Gunakan Angkutan Umum, Bey Machmudin Pergi Kerja Naik Bus

Ajak ASN Gunakan Angkutan Umum, Bey Machmudin Pergi Kerja Naik Bus

Bandung
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dipaksa Oknum Polisi agar Tutup Mulut

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dipaksa Oknum Polisi agar Tutup Mulut

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com