Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ridwan Kamil Jadi Pekerja Migran AS, Anak Lahir di RS Orang Miskin

Kompas.com - 29/03/2022, 12:28 WIB
Dendi Ramdhani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bercerita tentang kisahnya yang pernah menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) selama tujuh tahun di Amerika Serikat.

Pria yang akrab disapa Emil itu berbagi kisah tersebut saat berbicara dalam acara penandatanganan kerja sama perlindungan pekerja migran dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (29/3/2022).

Emil bercerita, pada tahun 1997 ia meniti karir di kota New York, AS. Baru setahun bekerja di salah satu perusahaan arsitek, ia di-PHK karena krisis ekonomi.

Baca juga: 1.249 Petani Milenial Diwisuda, Ridwan Kamil Tegaskan Bukan Program Instan

"Pilihan saya hanya dua, pulang sebagai pecundang atau saya bertahan. Saya bilang ke kantor saya, saya tidak akan pulang dan minta visanya tidak dimatikan dulu," kata Emil.

Setelah di-PHK, Emil pun menyebar ratusan lamaran kerja di berbagai perusahaan di New York untuk bertahan hidup. Tak sedikit sambutan kurang baik ia terima selama proses wawancara kerja.

"Pas ngelamar kerja saya nyiapn gambar terbaik. Tapi dia (perusahaan) bilang gambar saya jelek dan nyuruh gambar saya dibakar saja," ujarnya.

Selama di Amerika, Emil sudah bekerja di empat perusahaan. Puncak dukanya sebagai pekerja migran terjadi di perusahaan ketiga. Kala itu, ia di-PHK secara sepihak lantaran pihak perusahaan terlambat memperpanjang visa kerjanya.

Hal itu dipersulit dengan kondisi istrinya yang sedang hamil tua anak pertama.

"Di momen saya di-PHK, bu Cinta sedang hamil delapan bulan. Mau pulang nggak bisa karena lagi hamil besar, nggak ada pesangon, nggak ada asuransi, nggak ada perlindungan," katanya.

Dengan kondisi visa kerja yang sudah kadaluarsa, ia mengaku terpaksa berstatus sebagai pekerja ilegal. Ia mencari ragam pekerjaan untuk menyambung hidup. Ia pun terpaksa menjadi warga miskin kota agar bisa melangsungkan persalinan istrinya di rumah sakit khusus warga miskin.

Baca juga: Kasus Pekerja Migran Terkatung-katung di Turki, Polisi Periksa 5 Saksi

"Saya jadi ilegal, pernah bekerja tidak ada visa. Akhirnya saya kerja jadi tukang ukur bangunan. Penghasilan saya anjlok. Menjelang istri melahirkan, saya ke rumah sakit orang miskin kota. Jadi anak pertama saya lahir di rumah sakit khusus orang miskin kota, dapat bansos istilahnya," tuturnya.

Berdasar pengalamannya sebagai pekerja migran, ia pun membuat Peraturan Daerah tentang perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Aturan itu juga didukung dengan penyediaan aplikasi Jabar Migran Service Center (JMSC) yang memuat segala kebutuhan dasar para PMI.

"Itulah kenapa saya lahirkan JMSC agar hal seperti itu tak terulang. Makanya ada aplikasi JMSC, sok para PMI segera daftar agar terdata dan mendapat perlindungan dari pemerintah," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suami di Cianjur Baru Tahu Istrinya Ternyata Laki-laki Usai 12 Hari Menikah

Suami di Cianjur Baru Tahu Istrinya Ternyata Laki-laki Usai 12 Hari Menikah

Bandung
Puluhan Warga Purwakarta Keracunan, Diduga karena Hidangan Sunatan

Puluhan Warga Purwakarta Keracunan, Diduga karena Hidangan Sunatan

Bandung
7 Orang Alami Pembacokan di Cicalengka, Pelaku Diduga Gerombolan Bermotor

7 Orang Alami Pembacokan di Cicalengka, Pelaku Diduga Gerombolan Bermotor

Bandung
Pelaku Mutilasi di Ciamis Ditahan di Sel Khusus, Ini Alasannya

Pelaku Mutilasi di Ciamis Ditahan di Sel Khusus, Ini Alasannya

Bandung
7 Pengguna Jalan di Cicalengka Jadi Korban Pembacokan OTK

7 Pengguna Jalan di Cicalengka Jadi Korban Pembacokan OTK

Bandung
Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Bandung
Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Bandung
Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Bandung
Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Bandung
Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bandung
Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Bandung
Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com