Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pandi, "Orang Gila" Asal Rancaekek yang Membuat Sampah Jadi Karya Indah

Kompas.com - 24/05/2022, 22:46 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Ia mengaku harga paling tinggi yang dari karya seninya masih di bawah angka satu juta.

"Karya seni itu tak ternilai, saya mau jual murah tapi ini karya seni, mau di jual mahal, takutnya orang-orang gak mau dan menilai harga yang saya tawarkan belum sesuai dengan karya saya," tambahnya.

"Gak saya gak mematok harga berapa, pada dasarnya daya gak mau menjual, saya takut proses kreatif saya beku karena berfikir soal uang. Tapi kalau ada yang mau silahkan, harganya dikembalikan pada mereka yang mau," sambungnya.

Meski tak menjual karya seninya, Pandi kerap mendapatkan pelbagai penghargaan dan piagam.

Hal itu terbukti dari deretan piagam penghargaan yang berjejer di ruang tengah kamarnya.

"Banyak piagam penghargaan, hasil dari memamerkan karyanya hingga diminta menjadi pemateri di perguruan tinggi untuk inspirasi bagi mahasiswanya, begitu juga sempat diundang oleh pemerintah," tutur dia.

Belajar lukis otodidak

Pantauan Kompas.com setiap lukisan yang dihasilkan dari tangan Pandi Mulyana selalu bertemakan keindahan alam.

Hal tersebut, kata dia, tak datang dengan sendirinya. Keterlibatan dia dengan dunia lingkungan melatarbelakangi tema keindahan alam dalam setiap lukisannya.

"Karena saya berangkatnya dari keresahan melihat lingkungan sekitar, jadi tidak tau kenapa setiap mau menggambar inspirasi yang saya dapatkan terkait mimpi keindahan alam, alam yang sehat, alam yang sejuk, bebas dari sampah, walaupun keadaan sebenarnya bisa jadi tidak seperti itu," beber dia.

"Saya bisa menggambar ini mulai dari satu tahun kebelakang atau tahun 2019 lalu, karena tuntutan yang awalnya bikin pot seperti akan lebih indah dipadukan dengan gambar," sambung dia.

Khusus bonsai, ia menyebut pernah melihat dan membaca tentang seni Penjing.

Hal itu juga ditengarai terciptanya replika bonsai dari sampah olehnya.

"Saya pernah melihat referensi seni penjing. Di mana seni penjing ini lebih tua dari seni bonsai, ketika bonsai dianggap lebih kuno ternyata pengging lebih kuno. Karena seni penjing itu ada perpaduan alam dengan pohon mati," ungkapnya.

Baca juga: Kisah Gudianto, Sopir Taksi di Surabaya yang Sediakan Jajanan hingga Obat-obatan Gratis bagi Penumpangnya

Membuat rumah kreatif

Perjalanan Pandi terjun ke dunia lingkungan tidak seindah dan semudah yang diperkirakan.

Ia sadar betul konsekuensi membangun kesadaran di tengah kebiasaan yang melekat pada masyarakat, seperti membuang sampah.

Bahkan ia sempat disebut gila oleh masyarakat se Kecamatan Rancaekek. Tak hanya itu aksinya juga pernah menyulut emosi warga setempat yang berujung pada ancaman memenjarakan Pandi.

"Bergerak dilingkungan itu banyak suka dukanya, sebelum saya bikin karya ini di Rancaekek sempat diviralkan gila, dianggap tidak bertanggungjawab, dan sampai sempat mau dipenjarakan juga usai beres-beres sampah di pinggir jalan," ungkapnya.

Akan tetapi ancaman tersebut tak membuat ia gentar. Malah tempat tinggalnya di Kampung Babakan Asta RT 02 RW 11, Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dibuat menjadi Rumah Kreatif.

"Tapi hal itu tidak membuat surut semangat saya, justru jadi bukti ketika dianggap gila saya buktikan lebih gila lagi lewat karya-karya saya dan rumah kreatif," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Luapan Sungai Citanduy Terjang Tasikmalaya, 900 KK Mengungsi

Banjir Luapan Sungai Citanduy Terjang Tasikmalaya, 900 KK Mengungsi

Bandung
Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Bandung
Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Bandung
Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Bandung
Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com