Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pedagang Pasar Majalaya, Bergelut di Tengah Kenaikan Harga

Kompas.com, 15 Juli 2022, 12:00 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Naiknya harga Gas, sangat membebani dirinya. Pasalnya, masih tergambar jelas diingatan nya, saat Pandemi Covid-19, ia harus kehilangan hampir separuh pelanggan

Jauh sebelum Covid melanda, warung nasinya bisa menjual hampir 500 porsi sehari, dengan berbagai harga per-porsi, mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 15.000.

"Sekarang kalau mau nyampe 150 atau 200 porsi saya harus nunggu sampai larut, waktu Pandemi apalagi nyampe 50 atau 100 saja habis-habisan tuh. Sekarang harga gas naik, ini makin bingung, apa pemerintah pengen liat pengusaha kecil kaya saya pada bangkrut?" katanya sambil menahan emosi.

Sementara, tak jauh dari warung nasi Dayat. Kemelut juga hinggap di wajah Aman Sulaeman (48).

Baca juga: Penyalahgunaan Elpiji Subsidi 20 Ton di Subang, Rugikan Negara Rp 8 Miliar Per Bulan

Kendati kumandang azan shalat Jumat mulai terdengar, Aman masih menunggu pembeli lain datang untuk menjajaki sayuran dagangannya.

Hingga matahari menuju singgasananya, hanya belasan pembeli yang datang ke kios yang Aman sewa sejak 2010.

Sejumlah sayuran, dan bahan bumbu dapur seperti cabai dan bawang masih diposisi yang sama, tak berubah sejak subuh ia membuka kios.

"Memang harga sudah turun sejak Idul Adha, tapi masih tergolong tinggi lah, kemarin kaya cabai rawit itu nyampe Rp 200.000 per kilogram, sekarang Rp 120.000 per kilogram, bawang juga Idul Adha nyampe Rp 100.000 per kilogram sekarang Rp 70.000 per kilogram," ujar dia.

Aman pun merasa khawatir dengan kenaikan harga gas Elpiji.

Bahkan, ia menduga kenaikan komoditi yang di jualnya, bukan hanya imbas dari cuaca saja, tapi juga imbas dari kenaikan harga.

"Kalau di posisi sekarang, saya malah sering nutupin (nombok), abis mau gimana lagi. Takutnya ini pada belum stabil harga karena kenaikan gas juga," kata Aman.

Baca juga: Pedagang Keluhkan Harga Elpiji: Ini Tidak Naik, tapi Ganti Harga

Aman tidak sampai hati jika harus menaikan harga. Satu sisi, ia takut kehilangan pelanggan, sisi yang lain ia berjualan untuk kebutuhan sehari-hari.

"Jadinya dilema, kenapa kalau situasi kaya gini kita yang di bawah yang repot. Saya punya istri di Rumah kebayang kalau harga semua naik, mau makan apa kita ? Makanya saya belum kepikiran buat naikin harga lagi, nunggu yang lain juga," jelas Aman.

Dugaan Aman tidak keliru, Ratih (36) warga Desa Bojong, Kecamatan Majalaya ini mengaku setelah Idul Adha belum membeli bahan-bahan mentah bumbu dapur.

Ia mengaku kenaikan harga membuatnya memilih bumbu siap saji. Belum lagi harga gas nonsubsidi yang kembali naik, membuatnya kebingungan mensiasati ekonomi di rumahnya.

"Jujur aja, niatnya mau buka usaha habis Idul Adha tapi liat harga semakin naik, tambah lagi gas juga naik, saya urungkan niatnya, saya juga gak tahu ini mensiasati sehari-hari kalau kondisinya kaya gini," jelasnya yang kerap berbelanja di pasar Stasiun Majalaya.

Soal kenaikan gas, Ratih mengatakan terpaksa kembali menggunakan Elpiji ukuran 3 kilogram, lantaran tidak memungkinkan jika harus menggunakan gas 5 kilogram atau 12 kilogram.

"Ya mau gimana lagi, kembali ke gas 3 kilogram kalau harganya gak sesuai dengan bulanan saya," ungkapnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau