Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Batu Bara Jadi Bahan Baku Batako, Salah Satu Sebab Situ Ciburuy Menghitam

Kompas.com - 22/07/2022, 16:28 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Limbah sisa pembakaran batu bara atau fly ash and bottom ash (FABA) diduga ikut menyumbang pencemaran di perairan Situ Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Limbah sisa pembakara batu bara yang masuk dalam daftar limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) itu diduga menjadi penyebab air di Situ Ciburuy berubah warna menjadi hitam pekat.

Dari penelusuran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB, ditemukan aktivitas masyarakat di belakang Situ Ciburuy yang menggunakan limbah FABA sebagai bahan baku campuran pasir untuk pembuatan batako.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Fly Ash dan Bottom Ash, Limbah Batu Bara yang Dikeluarkan dari Kategori Berbahaya

Industri pembuatan batako berbahan baku FABA ini ternyata menjamur di wilayah hulu Situ Ciburuy, sehingga air yang membawa material limbah batu bara ini mengalir dan bermuara di perairan Situ Ciburuy II.

"Ada beberapa industri pembuatan batako yang kita (segel) PPLH Line juga. Ini bukan tindakan represif ya, tapi lebih pembinaan kepada para pelaku usaha," ujar Kepala Bidang Tata Kelola Lingkungan Hidup, DLH LBB Zamilia Floreta, Jumat (22/7/2022).

Warga di sekitar Situ Ciburuy Bandung Barat keluhkan pencemaran limbah yang mengeluarkan bai tak sedap.KOMPAS.COM/Bagus Puji Panuntun Warga di sekitar Situ Ciburuy Bandung Barat keluhkan pencemaran limbah yang mengeluarkan bai tak sedap.

Zamil mengatakan, upaya penyegelan itu sengaja dilakukan sebagai upaya pembinaan bahwa penggunaan bahan berbahaya seperti limbah batu bara dapat berdampak serius kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Zamil sadar betul bahwa industri pembuatan batako yang sudah disegel DLH itu merupakan industri berskala kecil.

Baca juga: Abu Sisa Pembakaran Batu Bara PLTU Dijadikan Bahan Rumah Bantuan di Aceh

Untuk itu, DLH masih berupaya untuk mengungkap rantai pembuangan limbah FABA yang kini malah dimanfaatkan oleh masyarakat kecil.

"Dari mana mereka mendapat limbah batu bara, itulah yang masih kita telusuri. Kita belum bisa bilang dari mana dari mananya. Kita harus telusuri dulu," kata Zamil.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) DLH KBB, Idad Saadudin menambahkan, limbah batu bara ini biasanya didapat dari pabrik yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar untuk memproduksi sebuah komoditas mereka.

Dari data DLH Bandung Barat, sepanjang Padalarang - Cipatat membentang perusahaan tambang marmer, kalsium dan kapur.

Untuk memproduksi kapur, perusahaan itu membutuhkan batu bara untuk membakar kapur dengan lebih cepat.

Baca juga: Bak Toilet Raksasa, Situ Ciburuy Tampung Limbah dari Berbagai Industri

"Perusahaan tambang kapur di Bandung Barat ini ada yang menggunakan batu bara ada juga yang tidak. Jadi tidak semuanya menggunakan batu bara. Kalau yang didekat sini ada PT Kurnia yang produksi kapur," ujar Idad.

Namun untuk membuktikan dari mana masyarakat kelas menengah ke bawah ini mendapatkan limbah batu bara harus diinvestigasi lebih jauh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com