Namun, pada suatu kesempatan, Tajul justru diminta tak langsung datang, lantaran saat itu banjir rob sedang tinggi.
"Akhirnya tim datang besok harinya saat bajir rob surut," kata Tajul.
Menurut Tajul, perbaikan instalasi listrik di wilayah itu juga tak mudah, sebab akses jalan sulit.
Kini jalan di desa itu hilang ditelan abrasi. Satu-satunya cara melintasi jalan di antara tambak-tambak, dengan berjalan kaki sekitar empat kilometer.
Baca juga: Abrasi di Pantai Mapak Indah Mataram, Sejumlah Bangunan Terancam Ambles
Tentu saja dengan menggotong tiang listrik pengganti berserta alat-alatnya.
"Perbaikannya juga balap-balapan dengan banjir rob. Seperti kemarin, kalau tidak dibantu masyarakat setempat perbaikan belum rampung," ungkap dia.
Tajul beserta tim, mengaku tak ingin membuat masyarakat menunggu lama lantaran berhubungan dengan kelangsungan aktivitas warga. Sebab, ada sekitar 60 rumah yang perlu dialiri listrik di wilayah itu.
"Kita berupaya secepat mungkin. Namun terkadang banyak kendala. Terutama akses jalan," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang