Kemudian, tidak pernah kontak dengan hewan monyet, tidak ada orang lain yang mengalami gejala yang sama di rumah.
"Itu catatan pentingnya. Kemudian, setelah dirawat di RSUD (Sejak tanggal 20 Agustus 2022), kondisinya membaik dan dari tim ahli, hasil diskusi, menyatakan untuk diagnosa awalnya hanya cacar biasa, tidak mengarah kepada cacar monyet," sebut Dadang.
Karena, kata Dadang, untuk penentuan kriteria diagnosa penyakit, memerlukan pemeriksaan dan analisis kajian oleh tim ahli.
Baca juga: Langkah Pemerintah Hadapi Cacar Monyet: Siapkan Vaksin, Minta Publik Tak Panik
Kajian tersebut, dilakukan dengan menilai berdasarkan gejala klinis serta analisis epidemologi.
"Jadi, sampai saat ini pasien masih sedang dianalisa, diobservasi terus di RSUD Sumedang. Kami juga terus berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi Jabar dan Kemenkes. Kebetulan, karena sekarang sedang ramai penyakit monkeypox yang datang dari Singapura itu, jadi kita semua ketakutan begitu," ujar Dadang.
Dadang mengatakan, dengan langkah yang telah Dinas Kesehatan Sumedang lakukan pada pasien ini, warga tidak perlu khawatir.
"Kami tetap mengimbau kepada seluruh warga Sumedang untuk tetap tenang, dan waspada, selalu upayakan pencegahan dan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebab, potensi penularan itu ada, karena penyebabnya itu adalah virus. Jadi poinnya adalah perilaku hidup bersih dan sehat," kata Dadang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.