Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Garam Cirebon Turun Drastis dalam 3 Tahun Terakhir, Pandemi dan Rob Jadi Sebab

Kompas.com - 24/08/2022, 18:24 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com– Produksi garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sejak 2019 hingga 2022 mengalami penurunan signifikan.

Pada 2019, petambak menghasilkan 136.686 ton. Sementara, pada 2020, produksi turun drastis hingga tersisa 2.663 ton saja.

Jumlah produksi garam turun lagi mencapai 1.203 ton pada 2021.

Baca juga: 500 Hektar Tambak Garam Cirebon Terendam Rob, Ribuan Petambak Kesulitan

Kepala Bidang Perikanan dan Tangkap, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Muhamad Jamaludin mengakui adanya penurunan produksi garam secara drastis.

“Berdasarkan data, penurunan yang sangat tajam terjadi di tahun 2020, saat Indonesia dilanda pandemi Covid-19,” kata Jamaludin kepada Kompas.com saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (24/8/2022).

Kepala Bidang Perikanan dan Tangkap, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Jawa Barat, Muhamad Jamaludin, menunjukan data penurunan jumlah produksi garam dari tahun 2020 dan 2021. Penurunan terjadi saat pandemic Covid-19 dan diduga disebabkan karena banjir rob yang merendam kawasan petambak.MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Kepala Bidang Perikanan dan Tangkap, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Jawa Barat, Muhamad Jamaludin, menunjukan data penurunan jumlah produksi garam dari tahun 2020 dan 2021. Penurunan terjadi saat pandemic Covid-19 dan diduga disebabkan karena banjir rob yang merendam kawasan petambak.

Jamaludin membandingkan produksi dengan tahun sebelum pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia.

Pada 2019, tingkat produksi garam mencapai 136.686 ton per tahun.

Jumlah ini merupakan hasil panen raya yang berlangsung cukup panjang yakni dari Juli, Agustus, September, Oktober, dan November.

Baca juga: Lahan Terendam Banjir Rob, Petambak Cirebon Tak Dapat Produksi Garam

Pada 2020, produksi mengalami penurunan yang sangat drastis mencapai angka 2.663 ton.

Jumlah ini berdasarkan hasil panen Juli, Agustus, dan September, dengan jumlah yang sedikit. Pada Oktober dan November 2020 tidak ada panen sama sekali.

Untuk 2021, produksi kembali turun mencapai 1.203 ton. Jumlah ini juga berdasarkan hasil panen Juli, Agustus, dan September, yang semakin sedikit.

Sementara dua bulan berikutnya, Oktober dan November, tidak ada panen sama sekali.

“Ini pukulan buat Kabupaten Cirebon. Di samping Covid-19, musibah rob juga terjadi sangat parah, sehingga tahun 2020 dan 2021 turun drastis,” tambah Jamaludin.

Baca juga: Pengolahan Garam Pantai Dadapayam Gunungkidul Berhenti

Hingga saat ini, Jamal bersama tim masih turun ke petambak untuk memastikan jumlah produksi garam tahun ini.

Namun, pemerintah mengalami kendala karena hingga saat ini petambak belum juga panen.

Panen raya yang diprediksi berlangsung di Agustus, ternyata meleset, karena rob dan iklim yang tidak menentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com