Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerombolan Monyet Masuk Permukiman di Desa Pinggiran Hutan Gede Pangrango Sukabumi

Kompas.com - 25/08/2022, 20:06 WIB
Budiyanto ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Masyarakat Dusun Pamoyanan, Desa Sukamekar, Kecamatan Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat mengeluhkan gerombolan monyet  masuk perkebunan dan permukiman dalam sepekan ini.

Bahkan hasil pertanian yang ditanam para petani di lahan kebunnya menjadi incaran satwa dari keluarga primata itu. Tanamannya seperti pisang, ubi kayu, ubi jalar, jagung, hingga palawija.

"Monyetnya banyak sekali, biasanya sampai pohon alpukat dan nangka ini," ungkap salah seorang warga Nining (45) kepada Kompas.com saat ditemui di Dusun Pamoyanan, Kamis (25/8/2022).

"Buah alpukatnya dimakanin, juga pohon nangka itu," sambung dia sambil menunjuk ke dua pohon yang berada di pinggiran rumah.

Baca juga: Tim Ahli RSUD Sumedang Pastikan Pasien Dugaan Cacar Monyet Hanya Cacar Biasa

Bahkan lanjut Nining, tiga hari lalu sempat melihat beberapa ekor monyet berada di atap rumah. Namun monyetnya hanya diam dan kembali melompat ke pepohonan.

"Juga ada monyet yang turun ke teras rumah lalu mengambil pisang yang disimpan di lantai," ujar dia.

Salah seorang petani, Jejen (70) mengakui, hasil tanaman pertaniannya setiap akan dipanen selalu habis dimakan gerombolan monyet. Akibatnya dalam beberapa kali panen tidak mendapatkan penghasilan.

"Sebenarnya serangan monyet ini sudah berlangsung sekitar lima tahun lalu," aku Jejen ditemui di kebunnya yang terletak di lerengan pinggiran aliran sungai Cibeureum.

Dia menuturkan, setelah mendapatkan gangguan gerombolan monyet, ia tidak menanam tanaman buah-buahan, umbi-umbian, hingga palawija. Lahannya dibiarkan hingga ditumbuhi alang-alang.

Baca juga: Pesona Pantai Palangpang Sukabumi, Pintu Masuk Geopark Ciletuh

Saat ini hanya menanam padi dan tanaman bunga jenis krokot. Itupun padinya juga sering diganggu monyet, biasanya dicabut.

"Sekarang tidak punya penghasilan lagi dari pisang atau singkong," tutur Jejen.

Dia mengharapkan ke depannya tidak ada lagi gangguan dari gerombolan monyet. Saat ini dia hanya bisa berusaha mengusir dengan menggunakan senapan angin untuk menakut-nakuti.

"Inginnya tidak ada gangguan lagi dari gerombolan monyet," harap Jejen.

Kepala Desa Sukamekar, Ernalia, membenarkan adanya keluhan warga mengenai gangguan gerombolan monyet ke kebun milik warga dan permukiman di wilayah RW 09 Dusun Pamoyanan.

"Sebelumnya setelah mendapatkan laporan sudah mengecek ke lokasi ini," kata Ernalia saat mengantar awak media di Dusun Pamoyanan, Kamis siang.

Baca juga: Pelaku Perdagangan Orang ke Uni Emirat Arab Ditangkap di Sukabumi

Ernalia mengatakan, wilayahnya di sebelah Utara berbatasan dengan kawasan milik perkebunan PTPN VIII GoalPara dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).

"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Sukabumi, namun inikan jumlah monyetnya banyak sekali," kata Ernalia yang sempat mengantarkan awak media ke lokasi.

Dia menuturkan, gangguan gerombolan monyet yang sudah mengganggu masyarakat harus secepatnya mendapatkan solusi. Karena sudah ada warga yang rugi karena tidak bisa memanen hasil kebunnya.

"Saya menginginkan ada solusi terbaik bagi masyarakat juga monyetnya. Mudah-mudahan monyet-monyet ini bisa dijadikan sebagai potensi desa kami," tutur Ernalia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suami di Cianjur Baru Tahu Istrinya Ternyata Laki-laki Usai 12 Hari Menikah

Suami di Cianjur Baru Tahu Istrinya Ternyata Laki-laki Usai 12 Hari Menikah

Bandung
Puluhan Warga Purwakarta Keracunan, Diduga karena Hidangan Sunatan

Puluhan Warga Purwakarta Keracunan, Diduga karena Hidangan Sunatan

Bandung
7 Orang Alami Pembacokan di Cicalengka, Pelaku Diduga Gerombolan Bermotor

7 Orang Alami Pembacokan di Cicalengka, Pelaku Diduga Gerombolan Bermotor

Bandung
Pelaku Mutilasi di Ciamis Ditahan di Sel Khusus, Ini Alasannya

Pelaku Mutilasi di Ciamis Ditahan di Sel Khusus, Ini Alasannya

Bandung
7 Pengguna Jalan di Cicalengka Jadi Korban Pembacokan OTK

7 Pengguna Jalan di Cicalengka Jadi Korban Pembacokan OTK

Bandung
Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Bandung
Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Bandung
Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Bandung
Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Bandung
Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bandung
Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Bandung
Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com