CIREBON, KOMPAS.com – “Orang tua mana yang tak sakit saat anaknya tersakiti”. Kalimat itu tergambar dari raut Maesunah, ibu kandung anak berkebutuhan khusus yang menjadi korban perundungan pelajar menengah atas di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Matanya tampak masih berkaca-kaca saat menemui sejumlah pihak yang datang ke rumahnya pada Kamis (22/9/2022) siang.
Dia menerima dukungan dari banyak orang.
Kompas.com menyaksikan beberapa kunjungan itu dari tim Jabar Quick Response, tim P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak), Pemerintah Kabupaten Cirebon, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Pihak Sekolah terduga pelaku, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Cirebon, Sekolah Luar Biasa, serta pemerintah kecamatan dan desa setempat.
Baca juga: Banyak Catatan Merah, Perundung Anak Difabel di Cirebon Dikeluarkan dari Sekolah
Didampingi Sanuri, suaminya, yang juga bapak kandung anak berkebutuhan khusus, Maesunah menemui mereka satu persatu.
Keduanya menyampaikan terima kasih serta berharap kejadian tidak terjadi lagi kepada anaknya dan juga banyak anak-anak di luar sana.
Usai menemui para tamu, Maesunah menceritakan kejadian yang dialami anaknya kepada sejumlah media.
Dia merasa sangat bersedih saat pertama kali melihat video anaknya diinjak-injak hingga menjerit kesakitan.
“Hari Senin, habis shalat Ashar. Hp saya berbunyi. Ada pesan masuk WA dari murid saya. Dia melaporkan sebuah video yang di dalamnya terdapat anaknya sedang menangis diinjak-injak. Seketika saya menangis melihat video itu,” ungkap Maesunah di depan rumahnya.
Baca juga: Polisi Tangkap 3 dari 4 Pelajar Terduga Pelaku Bullying Difabel di Cirebon
Dia mengungkapkan rasa yang teramat sakit melihat anaknya mendapatkan perlakuan yang sangat tidak baik.
Maesunah tidak menyangka pelaku yang merupakan tetangganya sendiri tega melakukan hal tersebut.
Saat itu juga, Maesunah mencari Sanuri untuk bersama-sama ke rumah pelaku untuk meminta pertanggungjawaban.
Orangtua pelaku juga kaget dengan perilaku anaknya.
Bahkan, kedua orangtua pelaku tidak dapat berbuat apa-apa, serta angkat tangan karena anaknya sulit untuk diberi pengertian.
Baca juga: Anak Difabel Dirundung Pelajar SMA di Cirebon, Ridwan Kamil Kirim Tim Psikolog
Selanjutnya Maesunah memutuskan untuk melaporkan kasus yang menimpa anaknya ke polisi.
Selasa pagi, Maesunah bersama Sanuri melaporkan kejadian itu kepada Polsek Susukan.
Namun, dia menyayangkan respons Polsek Susukan yang dirasa lamban, hingga akhirnya langsung melaporkan ke Polresta Cirebon.
Tak disangka, video berdurasi 19 detik yang berisi aksi perundungan itu tersebut kemudian viral dengan sangat cepat.
Banyak orang yang melihat membagikan seraya mengecam tindakan tersebut. Warganet juga memohon kepolisian untuk segera bertindak.
Maesunah kembali melanjutkan ceritanya, tindakan perundungan terhadap anaknya yang dilakukan pelaku tidak hanya satu kali.
Baca juga: Video Viral Anak Difabel di Cirebon Dirundung Pelajar SMA, Diinjak Sambil Ditertawakan
Sekitar enam bulan lalu, dia mendapati tangan anaknya yang penuh dengan sundutan bara api rokok.
Maesunah berusaha mencari tahu dan berdasarkan saksi mata, pelaku yang sama yang melakukan kepada anaknya.
Dia juga kerap mendengar perilaku serupa kerap dilakukan kepada banyak anak lainya.
Maesunah berulang kali meminta orang tua pelaku untuk melakukan penanganan terhadap anaknya, tapi mereka angkat tangan.
Keduanya menyampaikan, anak tersebut sulit diberikan pengertian.
Atas dasar itu, Maesunah membuat laporan kepada pihak kepolisian dan mendesak untuk terus memproses hukum sesuai yang berlaku.
Baca juga: Start Up Binaan ITB Kembangkan Tangan Prostetik untuk Difabel, Bisa Genggam Benda 5 Kg
Dia berharap hukum tersebut dapat membuat pelaku jera dan merubah perilakunya yang kurang baik.
Maesunah mengucapkan terimakasih kepada banyak pihak yang menaruh perhatian kepada anaknya.
Dia berharap kejadian perundungan tersebut tidak memberikan trauma mendalam kepada anaknya. Anaknya dapat pulih dan berperilaku seperti sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.