Orang-orang yang dihutanginya sudah mulai menagih, saat itu kata Novi, ia tak punya uang sepeser pun untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya.
Belum lagi, Hendra sang suami saat ini dalam keadaan tidak bekerja lantaran sudah satu tahun menjadi korban PHK.
"Dulu kerjanya di perusahaan ekspedisi, sekarang berusaha melamar kerja, namun tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Akhirnya hanya bekerja serabutan," kata dia.
"Saya mau bekerja juga sulit karena saya punya anak tiga, Rizki, lalu Arsila baru 5 tahun, dan Alesa baru berusia 5 bulan," tambahnya.
Tak sampai di situ, kontrakannya yang dihuni sejak lama sudah dua bulan tak dibayarnya karena tak punya uang.
"Mau pergi, pindah, takutnya disebut tak tanggung jawab, mau diam di situ tak punya uang untuk bayarnya, jadi serba salah," ungkapnya.
Besar harapan Novi agar keluh kesahnya bisa didengar oleh pihak JQR, paling tidak ada bantuan dari JQR untuk sang anak agar tak lagi mengalami perundungan.
Benar saja, pada Minggu (25/9/2022), harapannya terkabul. Saat itu, ia menerima telepon dari pihak JQR dan menyampaikan akan menjemputnya.
"Selasa (27/9/2022) saya, suami, dan anak saya ternyata benar dijemput, oleh tim JQR," bebernya.
Ketika datang, pihak JQR tidak langsung membawanya. Mereka, lanjut dia, mengecek kontrakan yang ditempatinya.
Kontrakan tersebut hanya ruangan petak kecil dengan luasnya 4x4 meter, terdapat sebuah kamar mandi di dalamnya.
Kontrakan itu, terlihat sederhana, dinding bawahnya menggunakan tembok dan atasnya menggunakan kayu atau bambu. Di beberapa bagian terlihat ada kerusakan, kayunya juga ada beberapa yang terlihat keropos.
"Saya memang cari yang murah, itu sebulannya Rp 400.000. Memang kecil, bahkan tim JQR juga bertanya apa muat ini ditempati 5 orang, saya bilang ya dicukup-cukupkan saja," ujar dia.
Pihak JQR, kata Novi, tak memberitahu bahwa ia satu keluarga akan dibawa untuk bertemu dengan orang nomer satu di Jawa Barat Ridwan Kamil.
JQR hanya menyebut akan membawa Novi dan keluarga untuk ke kantornya.