KOMPAS.com - Kusnanto (54), produsen tempe di Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, dilanda dilema di tengah kenaikan harga kacang kedelai.
Dalam kondisi saat ini, dia dihadapkan dengan dua pilihan, yakni menaikkan harga jual tempe buatannya, atau mengurangi ukurannya menjadi lebih kecil.
"Kalau diganti dengan kedelai kualitas rendah juga dikhawatirkan malah konsumen pergi. Untuk saat ini saya terpaksa menaikkan harga jual tempe," kata Kusnanto, dikutip dari TribunJabar.id, Jumat (30/9/2022).
Dia mengungkapkan, harga kedelai pada awal tahun lalu hanya Rp 8.000 per kilogram, kemudian harganya naik menjadi Rp 11.100 per kilogram.
Baca juga: Driver Ojol Dianiaya Debt Collector di Bandung Barat, Ratusan Rekan Datangi Mapolres Cimahi
Kini, harga kacang kedelai kembali naik hingga mencapai Rp 12.700 per kilogram sejak dua minggu lalu.
"Sebetulnya harga jual tempe itu bergantung ukurannya, tapi yang awalnya dijual Rp 6.000 sekarang jadi Rp 7.000," ujar Kusnanto.
Dia sebenarnya khawatir pelanggannya akan mengeluh bahkan tidak lagi membeli karena kenaikan harga tempe yang dijualnya.
"Mau dinaikkan harganya Rp 500 juga repot, tapi syukur masih banyak pembeli yang memaklumi," ungkapnya.
Menurut Kusnanto, kenaikan harga kedelai kali ini sulit disiasati oleh para produsen dan penjual. Pasalnya, ukuran tempe yang saat ini beredar di pasaran sudah berukuran kecil.
Baca juga: Buntut Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo, Polres Cimahi Perketat Akses Masuk Markas
"Karena sebetulnya harga kedelai mulai naik setelah pemerintah memberikan subsidi pada April-Juli 2022 lalu," ucap Kusnanto.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.