Karena waktu pemberhentian di Stasiun Cipeundeuy hanya 15 menit, Suparno dan beberapa temannya Dwi, Samsu, dan Yurri, berinisiatif membantu penjual.
"Teh, barudak ngaladangan, teteh nu ngabumbuannya (Kak, anak-anak yang mengemas, kakak yang kasih bumbu)," ungkap Suparno seraya mengatakan harga per porsi Rp 10.000.
Lagi-lagi, pedagang menjualnya dalam jumlah terbatas. Hanya ada 16 porsi cilok yang dibeli. Begitu selesai, mereka kembali ke kereta. Tak berapa lama kereta pun melaju.
"Ciloknya satu berdua," tutur dia.
Meski cilok itu tidak mengenyangkan, namun perjalanan ini baginya penuh makna. Ia belajar banyak dari para pedagang tentang rezeki hingga arti kata sabar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.