"Ya kami dapat laporan dari warga bahwa tembok penahan tanah (TPT) milik SDN Pamuncatan," ungkapnya.
Ivan menjelaskan, sebelum kejadian longsor, ada tiga saksi mata yang menduga tanah tersebut akan longsor . Ketiganya yakni Ade (60), Romi (43) dan Ejen (59).
Ketiganya, kata Ivan, menyaksikan langsung bagaimana material tembok dan tanah tersebut ambruk menimpa jalan yang ada di bawah sekolah.
"Ya roboh ke jalan, sempat terganggu tapi sekarang sudah bisa dilalui," terangnya.
Baca juga: Longsor di Majene, Akses Jalan Trans Sulawesi Poros Mamuju-Majene Terputus
Ivan menjelaskan, tembok penyangga halaman sekolah tersebut dibangun sejak 1993.
"Usianya cukup lama, dan ini baru kejadian sekarang," terangnya.
Beruntung dalam insiden tersebut tak ada korban jiwa. Hingga kini, pihaknya masih berkoordinasi dengan pengelola sekolah terkait antisipasi dan kerugian material.
Tak hanya itu, warga beserta relawan lainya langsung berupaya membersihkan material tanah dari jalan.
Pihaknya juga masih menunggu respon BPBD Kabupaten Bandung terkait pengadaan alat berat untuk mempercepat proses pembersihan.
"Tidak ada korban jiwa, karena ini lagi hujan, kerugian juga belum bisa ditafsir," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.