Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Penanganan Banjir Bandung Selatan, Walhi: Pemerintah Perlu Bangun Kesadaran Masyarakat

Kompas.com - 14/10/2022, 22:27 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Manager Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat Wahyudin mengatakan, persoalan banjir Bandung Selatan bukan hanya soal inovasi mempercepat air surut. Namun juga harus membangun peradaban sungai kembali.

Bicara soal peradaban sungai, kata Wahyudin, artinya bicara soal perilaku masyarakat saat ini.

"Bagaimana perilaku diri kita, masyarakat, melihat kondisi sungai saat ini," katanya dihubungi, Jumat (14/10/2022).

Persoalan lain yang perlu disoroti adalah daerah aliran sungai (DAS) maupun Mikro DAS sungai Citarum. Sejauh ini, keduanya mengalami kerusakan yang cukup signifikan.

Baca juga: Atasi Banjir, Ganjar Bagikan Pompa ke Sejumlah Daerah

Kerusakan itu, bukan dikarenakan limbah saja, namun juga terjadi alih fungsi lahan di sepanjang sungai Citarum.

"Wilayah hulu, wilayah tengah sungai Citarum juga sudah beralih fungsinya, jadi kompleks juga," jelasnya.

Dengan dibangunnya folder air, kolam retensi dan yang lainnya, Wahyudin menyebut pemerintah jangan mudah mengklaim bahwa persoalan banjir di Bandung Selatan sudah selesai dan tidak separah tahun sebelumnya.

Pasalnya, intensitas hujan di tahun ini masih belum atau tidak separah tahun kemarin.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah mesti menyadari bahwa terjadi kerusakan sungai, alih fungsi, pencemaran limbah, penyumbatan sampah, dan diintervensi dengan intensitas hujan yang tinggi.

"Jadi kita masih belum bisa menilai apakah seluruh infrastruktur berfungsi dengan optimal sehingga diklaim banjir tahun ini sudah tidak separah tahun-tahub sebelumnya," ungkap dia.

Sejauh ini, intensitas hujan yang mengguyur Bandung dan sekitarnya baru terjadi selama sepekan saja, tidak seperti tahun sebelumnya yang hampir satu bulan penuh di landa hujan.

Kendati begitu, banjir masih kerap terjadi di beberapa titik. Kehadiran infrastruktur, sambung dia, cukup berpengaruh namun belum bisa menyelesaikan.

"Artinya dalam konteks satu minggu saja banjir masih ada, terlepas klaim mengurangi, terurai, atau teratasi, dan sebagainya, karena kehadiran beberapa infrastruktur pengendali banjir memang mempengaruhi, tapi kalau bicara soal mengatasi kan belum selesai," terang dia.

 

BBWS Citarum sebut penanggulangan banjir Bandung Selatan belum 100 persen tertangani, pun dengan banjir yang melanda Bekasi dan Purwakarta yang masih terkendala tanggul rusak dan pembiayaan.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah BBWS Citarum sebut penanggulangan banjir Bandung Selatan belum 100 persen tertangani, pun dengan banjir yang melanda Bekasi dan Purwakarta yang masih terkendala tanggul rusak dan pembiayaan.

Menurutnya, hal yang paling penting dikedepankan dalam menyelesaikan banjir di Bandung Selatan yakni keberadaan sungai dan kondisinya.

Masyarakat, kata Wahyudin, harus kembali dibangun kesadarannya tentang sungai, mulai dari kesadaran lingkungan hingga kesadaran kebutuhan akan air.

"Jadi bagaimana masyarakat ini bisa lebih dekat dengan sungainya. Kembali dulu merasa penting, merasa butuh dengan sungai dengan kualitas air yang baik. Maka harus dibarengi dengan perilaku yang baik, kesadaran akan pentingnya sungai. Itu semua pihak, seluruh lapisan masyarakat," beber dia.

Selain membangun infrastruktur penanganan banjir Bandung Selatan, pemerintah, kata dia, harus mulai memahami pentingnya dibangun kembali hubungan masyarakat dengan sungai.

Sebab, saat ini pemerintah hanya mengukur keberhasilan menangani banjir Bandung Selatan dengan intensitas hujan yang datang dan seberapa cepat air surut.

"Artinya begini, sangat mudah sekali bagaimana membaca dari setiap rencana Pemerintah, terkait bagaimana keberlangsungan sungai itu sendiri, hingga hari ini. Itu hanya dengan melihat intensitas hujan tinggi dan terus-terusan di beberapa titik langganan banjir, apakah mengalami banjir yang sama atau tidak," tutur Wahyudin.

"Sekarang buktinya masih terjadi, maka upaya pemerintah tidak bisa diklaim, terlepas ada sedikit perubahan, misalnya teratasi, waktunya berkurang, tinggi banjirnya berkurang, tapi kuncinya banjir masih tetap terjadi. Jadi saya pikir penting kita melihat situasi saat ini hujan dalam seminggu aja masih terjadi banjir," sambung dia.

Baca juga: Cerita Warga Dipaksa Beradaptasi dengan Banjir Bandung Selatan

Ia berharap pemerintah harus mengevaluasi segala rupa langkah yang sudah di tempuh dengan membangun infrastruktur.

"Karena seharusnya jawabannya bukan infrastruktur dulu, okelah retensi, folder, pengadaan pompa itu berfungsi dan berdampak. Tapi permasalahan di akarnya yang semestinya lebih banyak didiskusikan dan dikerjakan. Salah satunya program berbenah DAS itu sekarang sejauh mana dampaknya terhadap keberlangsungan sungai," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com