Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Celana Dalam Bekas Peziarah Berserakan di Situs Nagara Padang Ciwidey

Kompas.com - 19/10/2022, 18:21 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Ia menuturkan kejadian serupa bukan kejadian yang pertama kali.

Pada 2018, ia bersama kawan-kawan relawan lainnya sempat mendatangi situs Nagara Padang untuk memastikan tidak ada sampah pakaian dalam.

Namun, kata dia, tahun itu ia dan yang lainnya malah mengumpulkan empat karung sampah serupa.

Padahal, kata dia, saat itu baik kuncen dan warga sekitar sudah memperingati para peziarah agar tidak membuang sampah pakaian dalam di sekitar Nagara Padang.

"Tahun 2018 gitu udah diperingati tapi masih aja ada, saya ke sini mengontrol setiap beres acara Maulid Nabi," kata dia.

Baca juga: Pembangunan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan Dikaji Pusat, Pengamat: Jangan Sampai Didanai Utang

Situs Nagara Padang, lanjut dia sudah sejak dulu dipercayai sebagai tempat keramat. Tak sedikit, sambungnya, yang datang  untuk menziarahi tempat tersebut.

"Tapi saya sendiri gak tahu tuh sejarahnya kaya gimana dan seperti apa," ungkapnya.

Namun, yang pasti tempat itu sejak dulu memang kerap didatangi para peziarah dari luar daerah. Para peziarah ini ada yang datang siang dan juga malam. Apalagi, pada bulan Maulud seperti sekarang, peziarah lebih banyak yang datang untuk mencari berkah dari tempat keramat ini.

Penjelasan Kapolsek

Sementara, Kapolsek Ciwidey IPTU Anjar Maulana membenarkan kejadian tersebut. Anjar mengatakan, sampah tersebut merupakan milik peziarah yang datang saat Maulid Nabi.

Menurutnya, setiap peziarah yang datang kerap meminta kuncen untuk mengantarkan ke tempat keramat tersebut.

Kuncen, kata dia, kerap memperingati peziarah agar tidak membuang pakaian dalamnya di sembarang tempat.

"Maka diarahkan sama kuncen untuk ziarah sebagaimana mestinya tidak membuang pakaian karena itu bukan merupakan budaya di sini," kata Anjar.

Baca juga: Kapasitas TPA Sarimukti Bandung Barat Punya Kapasitas 2 Juta Ton, tapi Terisi 14 Juta Ton

Diduga, sampah tersebut merupakan milik peziarah yang datang dari luar daerah.

Anjar menyebutkan, para peziarah dari luar daerah tersebut melakukan hal itu sebagai bentuk pembersihan diri.

"Jadi budayanya ketika membuang pakaian yang dipakai pada saat ziarah itu merupakan bagian dari pembersihan diri. Nah, budaya seperti itu dibawa ke wilayah Situs Gunung Padang, sehingga menimbulkan tumpukan sampah pakaian," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com