BANDUNG, KOMPAS.com - Gundukan sampah pakaian dalam wanita berserakan di situs budaya Nagara Padang yang berada di Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan menggegerkan warga setempat.
Pasalnya, situs Nagara Padang merupakan salah satu tempat yang dikeramatkan di Ciwidey.
Hermansyah, salah seorang warga setempat menduga sampah pakaian dalam wanita itu merupakan ulah dari para peziarah.
Ia mengatakan, pemilik dari sampah pakaian dalam tersebut di buang sebagai ritual buang sial di tempat keramat Nagara Padang.
Sampah pakaian dalam yang bertumpuk itu, kata dia, bertebaran dan bertumpuk di sekitar mata air Cikahuripan, Ciwidey.
"Baru-baru ini saya datang ke sana, kalau gak salah hari Jumat kemarin. Saya pikir ini tindakan yang dilakukan oleh peziarah saat datang ke sini, secara pribadi saya menyesalkan," katanya, dihubungi Rabu (19/10/2022).
Ia meyakini sampah tersebut milik peziarah dari luar daerah, lantaran peziarah dari warga lokal tidak mungkin membuang sampah celana dalam di tempat itu.
Begitu juga para pendaki yang kerap datang untuk berkemah, tidak pernah membuah sampah seperti itu di situs Nagara Padang, Ciwidey.
Baca juga: Tarif Angkutan Umum di Kabupaten Bandung Naik, Ciwidey-Dewata Jadi Rp 30.000
Menurutnya, warga sekitar datang ke situs Nagara Padang hanya untuk berkebun. Pun tak pernah ada warga atau pecinta alam yang melakukan tindakan senonoh di wilayah itu.
"Enggak mungkin kalau berbuat yang aneh-aneh, baik warga atau pecinta alam pasti menjaga hutan dan lingkungan di sini. Kemungkinan besar sampah bra dan celana dalam perempuan itu milik para peziarah yang sengaja membuang ke situ untuk ritual buang sial. Tapi kalau mereka berbuat mesum di tempat itu sih kecil kemungkinan. Itu sih mereka habis mandi ritual lalu pakaian dalamnya dibuang sembarangan," terangnya.
Pada 2018, ia bersama kawan-kawan relawan lainnya sempat mendatangi situs Nagara Padang untuk memastikan tidak ada sampah pakaian dalam.
Namun, kata dia, tahun itu ia dan yang lainnya malah mengumpulkan empat karung sampah serupa.
Padahal, kata dia, saat itu baik kuncen dan warga sekitar sudah memperingati para peziarah agar tidak membuang sampah pakaian dalam di sekitar Nagara Padang.
"Tahun 2018 gitu udah diperingati tapi masih aja ada, saya ke sini mengontrol setiap beres acara Maulid Nabi," kata dia.
Baca juga: Pembangunan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan Dikaji Pusat, Pengamat: Jangan Sampai Didanai Utang
Situs Nagara Padang, lanjut dia sudah sejak dulu dipercayai sebagai tempat keramat. Tak sedikit, sambungnya, yang datang untuk menziarahi tempat tersebut.
"Tapi saya sendiri gak tahu tuh sejarahnya kaya gimana dan seperti apa," ungkapnya.
Namun, yang pasti tempat itu sejak dulu memang kerap didatangi para peziarah dari luar daerah. Para peziarah ini ada yang datang siang dan juga malam. Apalagi, pada bulan Maulud seperti sekarang, peziarah lebih banyak yang datang untuk mencari berkah dari tempat keramat ini.
Sementara, Kapolsek Ciwidey IPTU Anjar Maulana membenarkan kejadian tersebut. Anjar mengatakan, sampah tersebut merupakan milik peziarah yang datang saat Maulid Nabi.
Menurutnya, setiap peziarah yang datang kerap meminta kuncen untuk mengantarkan ke tempat keramat tersebut.
Kuncen, kata dia, kerap memperingati peziarah agar tidak membuang pakaian dalamnya di sembarang tempat.
"Maka diarahkan sama kuncen untuk ziarah sebagaimana mestinya tidak membuang pakaian karena itu bukan merupakan budaya di sini," kata Anjar.
Baca juga: Kapasitas TPA Sarimukti Bandung Barat Punya Kapasitas 2 Juta Ton, tapi Terisi 14 Juta Ton
Diduga, sampah tersebut merupakan milik peziarah yang datang dari luar daerah.
Anjar menyebutkan, para peziarah dari luar daerah tersebut melakukan hal itu sebagai bentuk pembersihan diri.
"Jadi budayanya ketika membuang pakaian yang dipakai pada saat ziarah itu merupakan bagian dari pembersihan diri. Nah, budaya seperti itu dibawa ke wilayah Situs Gunung Padang, sehingga menimbulkan tumpukan sampah pakaian," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.