Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Anak di Kabupaten Bandung Alami Gagal Ginjal Misterius, Dirujuk ke RSHS Bandung

Kompas.com - 21/10/2022, 18:06 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Sebanyak dua anak berusia di bawah 12 tahun di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah positif mengidap penyakit gagal ginjal misterius.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Grace Mediana mengatakan, jumlah anak yang terkonfirmasi mengidap gagal ginjal akut misterius ada tiga orang.

Namun baru dua orang yang dinyatakan positif.

"Tapi yang satu kelihatannya aman karena gak dirujuk. Kalau yang dua itu masih dibawah 12 tahun. Berarti yang positif terpapar baru dua yang satu masih dalam pemeriksaan," katanya dihubungi, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Berawal dari Diare, Rafif 13 Hari Tak Sadarkan Diri, Ternyata Alami Gagal Ginjal Akut, 7 Kali Cuci Darah Tak Kunjung Sadar

Kedua pasien gagal ginjal tersebut tergolong dalam kategori berat dan sedang. Mereka saat ini sedang dalam pemeriksaan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.

"Yang satu pertama ketahuan itu cukup berat, tapi mudah-mudahan bisa ditangani. Kedua sedang, ini masih dalam pemeriksaan antara keracunan obat atau bukan tapi kondisinya aman," ungkapnya.

Grace menyebutkan, untuk penyakit gagal ginjal tersebut, tidak memerlukan tempat khusus lantaran penangananya tidak seperti Covid-19.

"Menyiapkan tempat khusus tidak perlu karena itu penanganan tidak menular. Jadi tidak seheboh Covid, dan angka terjangkitnya juga tidak banyak," terang dia.

Untuk kasus tersebut, Dinkes Kabupaten Bandung lebih menekankan pada penanganan bagi pasien.

Baca juga: 3 Anak di Sumsel Gagal Ginjal Akut, Dinkes Minta Orangtua Perhatikan Pola Makan Anak

Mulai dari klinik, Puskesmas, sampai ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kabupaten Bandung, kata Grace sudah siap untuk antisipasi adanya pasien serupa.

 

"Siap antisipasi untuk penanganan tersebut, memang ada stepnya dari puskesmas atau klinik, ke rumah sakit rujukan dulu, soreang, RSUD, dan nanti dirujuk lagi," beber dia.

"Yang penting adalah antisipasi bagi masyarakat bagi yang terkena penyakit tersebut cepat, dirujuk. Jangan nunggu-nunggu. Tenaga kesehatan juga jangan menunggu, dan jangan memberikan obat-obat yang sudah diintruksikan oleh kemenkes. Jangan memberikan obat sirup penurun panas, itu sudah diinfokan dan semua sudah membaca juga," sambung dia.

Baca juga: Marak Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, Orangtua di Semarang Pindah Haluan ke Obat Herbal

Ia juga menyebut telah membuat Surat Edaran agar Fasilitas Kesehatan (Faskes) hingga Apotek dan pedagang obat lainnya tak menjual obat penurun panas (Paracetamol) berbentuk sirup.

"Semua kita sudah buat edaran buat klinik, Rumah Sakit, Puskesmas, untuk antisipasi , sekarang sudah ada dia informasi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com