"Untuk beberapa model, juga sudah dilengkapi bluetooth sehingga bisa dioperasikan melalui smartphone," kata Helmi.
"Selain sebagai home audio, radio kayu ini juga bisa dijadikan home decor, disimpan di sudut ruangan," sambung dia.
Untuk menjaga kualitas produk, bahan baku kayu yang dipilih adalah jenis Jati dan Pinus.
Helmi membanderol kerajinannya ini dikisaran harga Rp 1 juta hingga Rp 3 juta, tergantung ukuran, model produk, dan fitur-fitur yang tersedia.
"Alhamdulilah, produk ini sudah punya SVLK atau sistem verifikasi legalitas kayu, dimana kita ini memakai bahan kayu bukan dari hasil illegal logging, namun dari limbah yang ada di sekitar," ungkap Helmi.
Helmi menceritakan, sudah menekuni usaha ini selama tujuh tahun atau sejak 2016, dengan produk pertamanya berupa gitar.
Namun kemudian beralih membuat radio kayu setelah melihat pangsa pasar yang lebih menjanjikan dari produk tersebut.
“Sebelumnya saya ini bekerja di perusahaan IT, tapi sepertinya tidak menikmati hidup, dan ternyata passion saya ada di bidang ini," ucap Helmi.